32.6 C
Jakarta
Saturday, March 15, 2025

    Antisipasi era digitalisasi, Dispar Tomohon bekali pelaku pariwisata model pembayaran digital

    Terkait

    PRIORITAS, 15/3/25 (Tomohon): Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Tomohon, Sulawesi Utara, menggelar pelatihan model pembayaran digital bagi para pelaku industri pariwisata sebagai langkah antipasi menyesuaikan dengan era digitalisasi yang kian familiar di masyarakat. Demikian informasi yang diterima Beritaprioritas.com, Sabtu (15/3/25) ini dari Tomohon.

    Kegiatan bagi industri pariwisata itu bertajuk Pelatihan Digitalisasi Industri Pariwisata (Cashless Peyment and Contactless Reservation) yang digelar marathon selama dua hari, 13 hingga 15 Maret 2025, dibuka Sekretaris Kota Tomohon, Edwin Roring, mewakili wali kota.

    Pelaku Pariwisata Kota Tomohon, ikut pelatihan digitalisasi industri pariwisata. (Beritaprioritas.com)

    Para narasumbernya, terdiri atas Kepala Tim Implementasi Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah Bank Indonesia, Ircam Andrianto Taufick dan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah Kota Tomohon, Gerardus Mogi.

    Pariwisata sektor dinamis

    Sekkot Edwin Roring saat membacakan sambutan tertulis wali kota mengatakan,
    pariwisata merupakan sektor dinamis sebagai sebuah industri.

    Masyarakat yang semakin terbuka dalam berinteraksi dan bersosialisasi adalah salah satu alasan mengapa industri ini terus berkembang dalam kaitan dampak lintas sektoralnya yang saling mempengaruhi satu sama lain.

    Selain itu, gaya hidup masyarakat modern yang melakoni kegiatan-kegiatan bertema ‘self healing’ atau ‘self reward’ seperti staycation bahkan di weekdays, merupakan sebuah fenomena perubahan pola hidup yang biasanya melakukan kegiatan berlibur pada weekends dan atau hari libur lainnya.

    “Masyarakat modern ini juga tidak hanya menuntut fasilitas wisata yang modern, tapi juga pelayanan dan akses yang lebih modern dan berbasis digital dan terintegrasi,” ujar Edwin Roring.

    Kemunculan aplikasi-aplikasi pembayaran dan atau dompet digital (e-wallet) yang makin masif digunakan karena ringkas dan fleksibel, kemudian menginspirasi bentuk-bentuk transaksi yang dapat difasilitasi secara virtual dan juga tanpa kontak fisik.

    “Didasari atau tidak, kita mulai makin sulit menemukan transaksi yang menggunakan uang fisik. Dalam bepergian pun kita bahkan hanya cukup membawa satu smartphone dengan semua aplikasi e-commerce dan e-wallet tanpa perlu membawa dompet berisi kartu-kartu pembayaran maupun uang cash dalam jumlah yang banyak,” paparnya.

    Dikatakan sesimpel itu gaya bepergian dan bertransaksi di era kekinian. “Masalahnya sekarang adalah, apakah semua masyarakat sudah melek teknologi dan paham cara menggunakan digital payment (cashless payment) dan produk-produk digital lainnya,” tanya Edwin Roring.

    Oleh karena itu, menurut Edwin Roring, pemerintah merasa perlu terus memberikan pendampingan dengan memfasilitasi kegiatan sosialisasi atau pelatihan seperti itu. (P-Deky G)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini