Petugas penyelamat membantu mengungsikan korban banjir ke tempat pengungsian (Courtessy Beritasatu.com/The Star Online Malaysia)
PRIORITAS, 24/11/25 (Malaysia): Sebanyak tujuh dari 13 negara bagian di Malaysia dilanda banjir setelah curah hujan terus meningkat dalam beberapa hari terakhir. Kondisi ini, memicu lonjakan jumlah warga terdampak dan gelombang pengungsian di berbagai wilayah.
Menurut laporan Kantor Berita Bernama, yang dikutip di Kuala Lumpur, Senin (24/11/25), total warga Malaysia yang terdampak banjir telah mencapai 11.000 orang hingga pagi tadi. Kelantan menjadi negara bagian dengan dampak terparah.
Sementara itu, Duta Besar RI untuk Malaysia Dato’ Indera Hermono, meminta warga negara Indonesia (WNI) yang terdampak banjir di Malaysia untuk segera menghubungi Kedutaan Besar RI (KBRI) atau Konsulat Jenderal RI (KJRI) jika membutuhkan bantuan. Imbauan itu disampaikan Hermono menyusul banjir yang melanda sedikitnya tujuh negara bagian di Malaysia dalam beberapa hari terakhir akibat curah hujan tinggi.
WNI butuh bantuan
“Kami mohon apabila ada masyarakat Indonesia yang memerlukan bantuan dapat menghubungi KBRI,” ujar Dubes Hermono di Kuala Lumpur, Senin (24/11/25). Dari ribuan warga yang mengungsi, Di Kelantan, jumlah korban banjir meningkat menjadi 8.248 orang dari 3.022 keluarga. Sementara di Penang, otoritas mencatat sebanyak 242 jiwa dari 57 keluarga harus mengungsi.
Di Perlis, wilayah yang berbatasan langsung dengan Thailand, jumlah pengungsi turut bertambah menjadi 811 orang dari 243 keluarga. Adapun di Perak, banjir melanda empat kabupaten dan memaksa 900 orang dari 290 keluarga meninggalkan rumah mereka.
Di Selangor, tercatat 51 warga terdampak banjir yang berasal dari 14 keluarga. Sementara di Kedah dan Terengganu, jumlah warga terdampak masing-masing mencapai 388 dan 282 orang seperti dikutip Beritasatu.com. Sejumlah media lokal melaporkan bahwa otoritas Malaysia juga tengah bersiap mengantisipasi kemungkinan banjir melanda Kuala Lumpur, menyusul intensitas hujan yang tinggi dalam dua hingga tiga hari terakhir di ibu kota.
Hujan deras membuat debit air Sungai Gombak dan Sungai Klang, dua sungai yang pertemuannya menjadi asal nama Kuala Lumpur mengalami peningkatan signifikan. Kondisi ini memicu kekhawatiran terulangnya banjir besar yang pernah melanda Kuala Lumpur pada 2021.
Wartawan Antara di Kuala Lumpur juga melaporkan curah hujan yang masih tinggi dan berpotensi menambah volume air di kedua sungai utama tersebut. Pemerintah daerah dan lembaga terkait kini terus memantau perkembangan situasi cuaca ekstrem ini. (P-wr)
No Comments