Tonton Youtube BP

Prabowo tegas: Reshuffle! Pesan moral untuk menteri agar bekerja dengan benar

Wilson Lumi
19 Oct 2025 10:19
2 minutes reading

PRIORITAS, 19/10/25 (Jakarta): Suasana aula The Trans Luxury Hotel, Bandung, Sabtu (18/10/25), mendadak hening ketika Presiden Prabowo Subianto menyampaikan orasi ilmiahnya di hadapan sivitas akademika Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI).

Dengan suara tegas dan nada penuh keyakinan, Prabowo melontarkan peringatan keras kepada para pembantunya di kabinet yang tidak bekerja dengan benar dan melakukan penyimpangan.

“Kalau sudah tiga kali saya peringatkan dan masih nakal, apa boleh buat — reshuffle!” katanya, disambut tepuk tangan hadirin.

Ucapan itu bukan sekadar retorika politik. Dari mimbar akademik itu, Prabowo menegaskan nilai utama dalam kepemimpinan: disiplin dan keberanian menegakkan integritas di lingkar kekuasaan. Ia tahu, di tengah birokrasi yang rumit dan kepentingan yang berlapis, ketegasan adalah harga mati agar pemerintahan berjalan lurus di relnya.

“Demi negara, bangsa, dan rakyat, tidak boleh ada rasa kasihan. Yang harus dikasihani itu rakyat Indonesia,” ujarnya.

Kalimat itu mencerminkan filosofi kepemimpinannya: rasa belas kasih tetap ada, tapi tempatnya bukan untuk pejabat yang menyalahgunakan amanah.

Prabowo juga menyinggung bahwa ia tak gentar bila dibenci oleh pihak-pihak yang merasa terusik oleh langkah tegasnya.

“Kalau saya dibenci oleh maling, koruptor, manipulator, penipu yang serakah — tidak apa-apa. Yang penting rakyat Indonesia tidak benci saya,” katanya lantang.

Di balik ketegasan itu, tersimpan sikap rendah hati seorang pemimpin yang ingin membangun pemerintahan bersih dan kuat. Ia tak ingin rakyat menjadi korban dari keserakahan segelintir orang yang menyalahgunakan jabatan.

Prabowo bahkan mengaku siap menghadapi tekanan politik dan ekonomi dari kelompok-kelompok yang memiliki kekuatan uang. “Saya tidak ragu-ragu. Saya akan hadapi mereka bersama rakyat,” tegasnya.

Sinyal bersihkan kabinet

Ultimatum “tiga kali peringatan” ini menandai babak baru dalam gaya kepemimpinan Prabowo. Di tengah sorotan publik terhadap integritas pejabat negara, sikap ini menjadi sinyal kuat bahwa ia tak segan membersihkan kabinetnya demi menjaga kepercayaan rakyat.

Bagi sebagian orang, ketegasan Prabowo bisa terasa keras. Namun bagi rakyat yang rindu pada pemerintahan yang berani melawan penyimpangan, ketegasan itu justru menjadi harapan. Sebab, sebagaimana disampaikan dalam orasinya, “Yang harus dikasihani bukan pejabat, tapi rakyat Indonesia.” (P-bwl)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x