PRIORITAS, 16/10/25 (Jakarta): Tiga negara akan mengalami kemerosotan ekonomi pada tahun ini dan 2026. Demikian ramalan Dana Moneter Internasional atau IMF, dalam laporan terbaru World Economic Outlook (WEO) edisi Oktober 2025.
Adapun ketiga negara itu ialah Venezuela yang ekonominya akan mengalami kontraksi sebesar minus 3 persen pada 2026, dan Equatorial Guinea yang merosot 1,6 persen 2025, da Puerto Rico yang ekonominya ambruk pada 2025 dan 2026 masing-masing minus 0,8 persen dan 0,1persen.
Untuk proyeksi ekonomi Venezuela itu terus mengalami kemerosotan yang drastis, dari 2024 masih mampu tumbuh 5,3 persen menjadi 0,5 persen pada 2025.
Sedangkan untuk Equatorial Guinea, kemerosotan ekonomi yang terjadi pada 2025 itu lebih buruk dari posisi 2024 yang sebesar 0,9 persen, namun membaik pada 2026 menjadi 0,5 persen pertumbuhannya.
Hanya saja IMF tidak menjelaskan secara rinci proyeksi kontraksi ekonomi yang hanya disematkan kepada kedua negara tersebut. Untuk Venezuela, disebut karena tidak adanya data dari otoritas setempat.
“Dampak hiperinflasi, kelangkaan data yang dilaporkan, serta ketidakpastian membuat indikator makroekonomi hasil estimasi dan proyeksi staf IMF harus ditafsirkan dengan hati-hati,” dilansir dari Country Note WEO Oktober 2025, dikutip Rabu (15/10/25) dan dilansir dari CNBC Indonesia.
Akan halnya dengan Equatorial Guinea yang juga tidak ada penjelasan rinci terkait proyeksi terbaru ini. Sama dengan Puerto Rico, yang tak ada penjelasan rinci kemerosotan ekonominya terjadi dari pertumbuhan pada 2024 sebesar 3,2 persen.
Berbanding terbalik
Untuk proyeksi ketiga negara itu berbanding terbalik dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada 2025 yang diramal oleh IMF justru akan mengalami kenaikan.
Pihak IMF memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) riil global tahun 2025 akan mencapai 3,2 persen. Persentase itu naik dari proyeksi Juli sebesar 3,0 persen dan jauh lebih tinggi dari proyeksi April sebesar 2,8 persen yang dibuat setelah Trump memberlakukan tarif dagang global secara luas.
Sementara untuk 2026, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan tetap stabil di 3,1 persen.
Untuk kenaikan proyeksi ini, menurut IMF, didorong oleh serangkaian faktor positif seperti tarif yang lebih rendah dari perkiraan, respons cepat sektor swasta dalam mengalihkan rantai pasokan, pelemahan dolar AS, stimulus fiskal di Eropa dan China, serta lonjakan investasi di sektor kecerdasan buatan (AI).
“Intinya situasinya tidak seburuk yang kami takutkan, tapi masih lebih buruk dari yang kami harapkan setahun lalu, dan lebih buruk dari yang seharusnya,” jelas Kepala Ekonom IMF Pierre-Olivier Gourinchas. (P-*r/am)
No Comments