PRIORITAS, 2/9/25 (Jakarta): Sejumlah media asing turut menyoroti hilangnya puluhan orang setelah demonstrasi menolak tunjangan rumah DPR berakhir ricuh di Indonesia.
Kantor berita AFP melaporkan dengan judul “20 missing after deadly Indonesia protests”, bahwa 20 orang masih belum ditemukan hingga Senin (1/9/25).
“Per 1 September ada 23 laporan orang hilang. Setelah proses pencarian dan verifikasi, 20 orang masih belum ditemukan,” kata KontraS dalam pernyataan resmi.
KontraS mencatat data orang hilang tersebar di Bandung, Depok, serta tiga wilayah di Jakarta. Satu laporan lain belum diketahui lokasinya.
The Guardian juga menulis artikel “Twenty missing in Indonesia protests, rights group says”. Media Inggris itu menekankan aksi dipicu tunjangan rumah DPR Rp50 juta per bulan, nyaris 10 kali lipat upah minimum di Jakarta.
Amarah publik membesar
Kemarahan publik makin besar setelah seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan tewas dilindas mobil rantis Brimob saat aksi.
“Sedikitnya enam orang tewas sejak aksi dimulai, sementara 20 orang lainnya masih hilang,” tulis The Guardian mengutip laporan KontraS.
Sejak Senin (25/8/25), aparat menangkap lebih dari 1.200 orang di Jakarta. Polisi juga menahan aktivis Delpedro Marhaen, Direktur Lokataru Foundation, dengan tuduhan menghasut kerusuhan.
Sementara itu, Kantor HAM PBB mendesak investigasi independen terkait dugaan kekerasan aparat.
“Kami mengikuti dengan cermat gelombang kekerasan di Indonesia terkait protes nasional atas tunjangan DPR, kebijakan penghematan, serta dugaan penggunaan kekuatan yang tidak perlu atau berlebihan oleh aparat keamanan,” ujar juru bicara Ravina Shamdasani, seperti dikutip AFP.
Bentrokan serupa juga pecah di Bandung, Gorontalo, hingga Makassar. Pemerintah mengerahkan militer untuk menjaga kota-kota besar.
Presiden Prabowo Subianto mengecam aksi anarkis, sekaligus berjanji mengusut tuntas kasus kematian Affan. Polisi sudah menahan tujuh anggota Brimob, termasuk yang menabrak korban. (P-Khalied M)
No Comments