32.6 C
Jakarta
Thursday, August 14, 2025

    Iran tangkap 21 ribu orang gara-gara diserang Israel

    Terkait

    PRIORITAS, 14/8/25 (Teheran): Polisi Iran telah menahan sekitar 21.000 orang gara-gara negara tersebut diserang Israel 13 Juli 2025 lalu. Mereka ditangkap dengan tuduhan koloborator atau bekerjasama dengan Israel dalam perang 12 hari dengan Iran.

    Polisi Iran menyebut penangkapan itu sebagian besar didasarkan pada informasi publik.

    Juru bicara kepolisian Iran, Saeed Montazeralmahdi, mengatakan kepada media pemerintah penangkapan tersebut menyusul 7.850 laporan ke nomor darurat nasional 110.

    “Peningkatan 41% panggilan publik dan penangkapan 21.000 tersangka dalam perang 12 hari menunjukkan tingginya tingkat kewaspadaan dan partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan,” ujarnya, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari media Iran International, hari Kamis (14/8/25).

    Menurut Montazeralmahdi petugas telah mendirikan lebih dari 1.000 pos pemeriksaan taktis di seluruh negeri selama konflik dengan Israel.

    Iran juga mengerahkan lebih dari 40.000 polisi untuk keamanan jalan dan lokasi sepanjang waktu.

    Ia mengatakan pasukan keamanan menggagalkan “konspirasi lapangan oleh musuh,” termasuk gangguan terhadap pertemuan yang direncanakan di Lapangan Palestina di Teheran.

    Juru bicara polisi juga melaporkan penahanan 127 tahanan, yang melarikan diri selama insiden di penjara Evin , dan penyitaan bom yang tidak meledak.

    Ribuan warga asing

    Pihak berwenang menahan 2.774 warga negara asing tanpa dokumen, menangkap 261 orang atas dugaan spionase dan 172 orang atas dugaan perekaman tanpa izin.

    “Sebanyak 30 kasus “keamanan khusus” melalui pemeriksaan telepon”, tambah jubir polisi Iran tersebut.

    Namun, Kepala Kehakiman Gholamhossein Mohseni Ejei memberikan angka yang jauh lebih rendah, dengan mengatakan hanya “sekitar 2.000 orang” ditangkap selama dan setelah konflik. Beberapa di antaranya menghadapi hukuman mati atas tuduhan kolaborasi organisasi dengan musuh.

    “Dalam hukum kami, siapa pun yang bekerja sama dengan negara musuh selama masa perang harus ditangkap dan dituntut,” ujar Ejei kepada televisi pemerintah.

    Ia mengatakan beberapa tahanan telah dibebaskan, setelah penyelidikan tidak menemukan bukti spionase, sementara yang lain dibebaskan dengan jaminan tetapi tetap dicurigai.

    Pihak peradilan mengatakan persidangan dipercepat berdasarkan prosedur masa perang.

    Para pakar PBB, termasuk pelapor khusus hak asasi manusia di Iran, telah mendesak Teheran untuk menghentikan apa yang mereka sebut “tindakan keras pasca-gencatan senjata”.

    Iran telah melakukan penangkapan terhadap ratusan jurnalis, pembela hak asasi manusia, pengguna media sosial, warga negara asing – khususnya warga Afghanistan – dan anggota minoritas Baha’i, Kurdi, Baluchi, dan Ahwazi Arab.

    21 telah dieksekusi mati

    Sebuah LSM kemanusiaan yang berpusat di Oslo, Iran Human Rights, mengungkapkan 21 orang dieksekusi mati selama periode konflik Juni, termasuk enam orang yang dituduh menjadi mata-mata untuk Israel.

    Penangkapan tersebut terjadi saat pemerintahan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menghadapi reaksi keras atas pembatasan internet yang diberlakukan selama perang.

    Iran mengeluarkan rancangan undang-undang “Memerangi Penyebaran Konten Palsu di Dunia Maya,” dengan ancaman hukuman penjara, denda, dan larangan bagi pengguna daring. Hukuman lebih berat diberlakukan selama “krisis atau masa perang.”

    Juru bicara pemerintah Iran, Fatemeh Mohajerani, mengatakan kabinet telah mencabut RUU tersebut sesuai dengan kohesi nasional dan arahan presiden.

    Para kritikus berpendapat bahasa yang tidak jelas, termasuk frasa seperti terdistorsi, menyesatkan, dan merusak persepsi publik, akan memungkinkan penuntutan sewenang-wenang terhadap setiap warga yang dicurigai.(P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini