PRIORITAS, 12/8/25 (Jakarta): Indonesia masih mengandalkan kelapa, manggis, dan nanas sebagai andalan ekspor buah tahunan. Namun, nilai ekspor 2024 yang mencapai US$580,7 juta jauh tertinggal dari Vietnam yang meroket ke angka US$7,15 miliar.
Volume ekspor buah Indonesia naik 74 persen dalam setahun, tapi naik turun dalam lima tahun terakhir. Data BPS menunjukkan puncak ekspor terjadi 2020 dengan 1,07 juta ton, turun drastis sampai 770 ribu ton pada 2022 sebelum kembali membaik.
Sebagian besar ekspor Indonesia berasal dari kelapa yang menyumbang hampir 86 persen volume, diikuti manggis dan nanas yang mendongkrak nilai jual. Tujuan ekspor utama adalah China, Vietnam, Thailand, Malaysia, dan India, dengan China mendominasi penerimaan.
Sebaliknya, Vietnam melonjak tajam lewat ekspor durian yang mencapai hampir setengah total nilai ekspor buah dan sayuran mereka. Total nilai ekspor mereka pada 2024 menyentuh US$7,15 miliar, jauh lebih besar dibanding Indonesia.
Keberhasilan Vietnam tak lepas dari kebijakan ekspor ke pasar besar seperti China, standarisasi budidaya, dan fokus produk bernilai tinggi. Selain durian, ekspor kelapa Vietnam melampaui US$1,1 miliar dan pisang mendekati US$380 juta.
Jika dibandingkan, nilai ekspor buah Indonesia baru mencapai 8,1 persen dari total ekspor Vietnam. Ekspor durian Vietnam saja hampir enam kali lipat nilai total ekspor buah Indonesia.
Kesenjangan ini membuka peluang besar untuk Indonesia meningkatkan pengolahan dan memperluas akses pasar. Potensi buah tropis Indonesia besar, tapi pemanfaatannya belum optimal. (P-Khalied M)