Ardian menyampaikan, di tiap kelompok pendapatan, lebih dari 65 persen masyarakat tidak mempercayai isu mengenai ijazah palsu Jokowi.
“Di segmen pendapatan rendah, mereka yang tidak percaya justru angkanya lebih tinggi lagi yaitu 79 persen tak percaya. Di segmen kalangan ekonomi mapan, mereka yang tak percaya isu ijazah palsu sebesar 67,6 persen,” tuturnya.
Pada segmen tingkat pendidikan, sebanyak 81,5 persen responden yang berpendidikan SD atau lebih rendah tidak mempercayai isu tersebut. Sementara itu, responden dengan latar belakang pendidikan SMP atau setara yang tidak percaya mencapai 73,7 persen, dan untuk lulusan SMA atau setingkat, tercatat sebesar 69,8 persen.
Hasil survei juga mengungkapkan, perempuan cenderung lebih tidak percaya terhadap isu ini dibandingkan laki-laki, dengan persentase masing-masing 78,2 persen dan 71,2 persen. Selain itu, warga pedesaan menunjukkan tingkat ketidakpercayaan yang lebih tinggi dibandingkan masyarakat perkotaan, yakni 76,2 persen berbanding 70,9 persen.
“Data menunjukkan semakin tua usia populasi, semakin tak percaya isu ijazah palsu,” tambah Ardian.

Dari sisi usia, Gen Z (di bawah 27 tahun) yang tidak percaya isu ijazah palsu tercatat 71,4 persen. Pada pemilih milenial (28–43 tahun) sebesar 73,7 persen, dan generasi X (44–59 tahun) sebesar 76,1 persen.
Partai-partai yang tidak mempercayai
Berdasarkan preferensi politik, mayoritas pemilih partai-partai koalisi pemerintah seperti Gerindra, Golkar, dan PKB tidak mempercayai isu ijazah palsu Jokowi, dengan persentase masing-masing sebesar 80,5 persen, 80,6 persen, dan 80,8 persen. Bahkan, di kalangan pemilih PDIP, tercatat sebanyak 80 persen juga tidak percaya terhadap isu tersebut. Sementara itu, 79,4 persen dari pemilih Prabowo Subianto menunjukkan ketidakpercayaan serupa.
Di antara pendukung Ganjar Pranowo, sebanyak 67,9 persen tidak mempercayai isu itu. Adapun di kalangan pemilih Anies Baswedan, meskipun mayoritas tetap tidak percaya, angkanya lebih rendah, yaitu hanya 51,7 persen.
Sementara itu, kelompok minoritas sebesar 12,2 persen responden yang meyakini isu ijazah palsu Jokowi umumnya berasal dari kalangan ekonomi menengah ke atas, berpendidikan tinggi, tinggal di wilayah perkotaan, serta memiliki preferensi politik yang berbeda dari koalisi pemerintah. Pada Pilpres 2024 lalu, sebagian besar dari mereka mendukung pasangan capres-cawapres selain Prabowo-Gibran. (P-Zamir)
No Comments