30.5 C
Jakarta
Saturday, June 21, 2025

    Jutaan warga Iran ingin keluar dari Teheran

    Terkait

    PRIORITAS, 21/6/25 (Teheran): Jutaan warga Iran berusaha keluar dari Teheran, karena khawatir perang dengan Israel semakin berbahaya.

    Sampai Sabtu ini (21/6/25), aksi saling balas serangan antara Israel dan Iran masih terjadi.

    Tadi malam, Jumat,  Iran meluncurkan lima rudal ke Israel. Sebaliknya militer Israel mengungkapkan melakukan puluhan serangan pemboman besar-besaran terbaru ke sejumlah target militer Iran di Teheran.

    Akibatnya sejumlah jalan utama keluar Teheran Jumat malam dan Sabtu, dipadati berbagai jenis kendaraan warga yang ingin mengungsi ke wilayah aman.

    Lalulintas bahkan terjadi kemacetan hingga ratusan kilometer. Suasana panik warga ini dapat terlihat dari udara.

    Toko-toko di Teheran juga tutup di tengah konflik yang sedang berlangsung dengan Israel.

    “Ini benar-benar kacau. Tidak ada tempat yang aman di Iran saat ini,” kata Pari, warga Teheran, seperti dikutip Beritaprioritas dari ABC News, hari Sabtu (21/6/25).

    Menurut dia, banyak warga Iran pertama kali mencoba lari ke utara, tetapi jalanan macet total. “Itu benar-benar macet total, sekitar 180 hingga 200 kilometer lalu lintas macet di empat jalur”, ungkapnya.

    Warga Iran lain justru mencoba lari ke wilayah utara negaranya demi keselamatan, tetapi mereka tidak yakin apakah itu akan berhasil.

    Kementerian Kesehatan Iran pada hari Jumat mengumumkan lebih dari 3.000 orang telah terluka di negara itu sejak dimulainya serangan Israel.

    Warga Teheran panik

    Sejumlah wilayah di Kota Teheran yang biasanya ramai, mulai menjadi sangat sunyi karena banyak warga sudah mengungsi setelah adanya serangan Israel.

    Grand Bazaar ditutup, toko-toko tutup dan jalan-jalan hampir kosong.

    Banyak dari 9,5 juta penduduk Teheran telah meninggalkan kota. Ada pula yang terpaksa berlindung di dalam rumah.

    “Kami mengumpulkan beberapa barang penting, dokumen identitas, pakaian, perlengkapan tidur, jadi ke mana pun kami pergi, setidaknya kami memiliki perlengkapan minimum,” kata Pari.

    Warga Teheran, Hanna, yang seperti orang lain yang tidak ingin nama lengkapnya dipublikasikan karena takut tindakan otoritas Iran, menceritakan banyak masyarakat sangat panik dan ketakutan ketika Israel mulai melakukan pemboman sejak minggu lalu.

    Rekaman dari media pemerintah Iran menunjukkan sebuah gedung terbakar di Teheran setelah serangan Israel.

    Awalnya, ia pikir itu kembang api. Lalu, telepon mulai berdering, teman-temannya panik. Mereka mengirim foto-foto kebakaran dan serangan rudal.

    “Kami semua terjaga hingga pukul 6 atau 7 pagi, terlalu cemas untuk tidur. Bahkan sekarang, rasanya seperti setiap saat sesuatu dapat menghantam gedung kami”, ujarnya.

    Mohammad, yang tinggal di kota Ahvaz di bagian barat dekat perbatasan dengan Irak, mengatakan serangan Israel tidak seperti apa pun yang pernah dilihatnya sebelumnya.

    “Serangan itu hebat. Jendela-jendela berguncang di seluruh kota. Sekarang ada kekhawatiran yang nyata”, katanya.

    BBM dibatasi

    Kemacetan parah lalulintas memaksa Pari untuk pulang ke Teheran, tetapi ia berjanji untuk mencoba lagi meskipun internet padam.

    Ia mengakui pemerintah Iran juga menerapkan pembatasan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) kepada warga. Masyarakat hanya bisa membeli 20 liter bensin untuk kendaraan mereka.

    Warga Iran setiap hari berjuang dalam antrean panjang untuk mendapatkan BBM di Teheran, saat mereka mencoba meninggalkan kota tersebut.

    Kesulitan warga Iran semakin bertambah, apalagi harga pangan juga ikut naik.

    “Roti yang harganya 500 toman ($0,018) di sini, harganya 15.000 toman ($0,55) di sana dan itu pada hari pertama. Bayangkan saja seperti apa sekarang … tidak ada lagi yang bisa dibeli, dan tidak ada lagi tempat untuk menginap,” katanya.

    Akses keuangan sulit

    Warga Iran juga melaporkan mengalami kesulitan mengakses uang tunai atau melakukan pembayaran daring, akibat gangguan pada sistem perbankan negara itu.

    Kepala penyiar internasional CNN, Christiane Amanpour, yang merupakan warga negara Inggris-Iran, mengatakan kepada ABC Radio National, dia telah menghubungi keluarga dan beberapa teman di Iran.

    “Mereka, setidaknya keluarga saya, berusaha semaksimal mungkin untuk mengungsi ke berbagai rumah di dalam Teheran, tetapi mereka tidak dapat keluar karena jalanan macet, mereka tidak punya bensin,” katanya.

    Sistem keuangan telah diretas sehingga sulit untuk membayar apa yang Anda butuhkan. Jika ini terus berlanjut, mereka mungkin kehabisan persediaan.

    Predatory Sparrow, kelompok peretas terkait Israel yang dikenal dengan nama Persia Gonjeshke Darande, awal minggu ini mengklaim melakukan serangan siber besar-besaran terhadap lembaga keuangan Iran Bank Sepah.

    Kelompok peretas tersebut mengatakan Bank Sepah adalah “sebuah lembaga yang menghindari sanksi internasional dan menggunakan uang rakyat Iran untuk membiayai proksi teroris rezim tersebut, program rudal balistiknya, dan program nuklir militernya”. (P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini