31.7 C
Jakarta
Sunday, June 15, 2025

    Gubernur Sulteng pimpin rapat budidaya tambak udang vaname, upaya tingkatkan kesejahteraan masyarakat

    Terkait

    PRIORITAS, 11/6/25 (Palu): Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, memimpin rapat pembahasan peluang investasi di sektor kelautan dan perikanan, di Palu. Fokus utama rapat adalah pengembangan budidaya tambak udang vaname sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis potensi kelautan daerah.

    Rapat yang merupakan bagian dari Program “9 Berani” subprogram “Berani Tangkap Banyak” ini dihadiri sejumlah pejabat terkait, antara lain Asisten Perekonomian dan Pembangunan Rudi Dewanto, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Arif Latjuba, serta perwakilan Badan Karantina dan ATR/BPN Sulawesi Tengah.

    “Potensi laut kita sangat besar. Jika dimanfaatkan secara maksimal, ini bisa menjadi jalan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Gubernur Anwar Hafid dalam rapat Selasa (10/6/25).

    Untuk mengakselerasi realisasi investasi, menurut Anwar Hafid, PemprovSulteng akan membentuk Satgas Berani Tangkap. Satgas ini bertugas mengawal dan mempercepat proses investasi, sekaligus memastikan sinergi antara pemerintah, investor, pengusaha lokal, dan masyarakat.

    Anwar Hafid juga mendorong penyusunan blueprint investasi tambak udang yang komprehensif, sebagai peta jalan pengembangan sektor budidaya perikanan berkelanjutan di Sulawesi Tengah. Namun, ia tak menutup mata terhadap sejumlah tantangan, salah satunya adalah ketiadaan industri pakan perikanan di wilayahnya.

    “Saat ini kita belum memiliki industri pakan sendiri. Ini menjadi hambatan dalam membangun ekosistem budidaya yang kuat. Karena itu, kami membuka peluang bagi investor yang ingin membangun industri pakan di sini,” tegas Anwar Hafid.

    Ia pun menegaskan komitmennya menciptakan iklim usaha yang kondusif di sektor maritim. Investasi diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah berbasis potensi lokal, terutama dari sektor perikanan dan kelautan.

    Tanggapan pakar kelautan

    Kebijakan Gubernur Sulteng Anwar Hafid ini memperoleh tanggapan Dr Hasanuddin Atjo MP pakar kelautan penemu teknologi budidaya udang vaname superintensif mengatakan ada ratusan hektare tambak udang Vaname teknologi intensif di Kabupaten Parigi Moutong, Banggai, Tolitoli dan Donggala.

    Selain itu, di Sulawesi Tengah terdapat puluhan ribu hektare tambak udang dan bandeng tradisional yang potensial menjadi tambak udang dengan teknologi tradisional plus dan semi intensif.

    Dikatakan, sejumlah soal yang menjadi hambatan meningkatkan daya saing udang daerah ini antara lain input atau faktor produksi (benur, pakan, sarana lainnya) masih didatangkan dari luar Sulteng, seperti Surabaya dan Makassar, bahkan Jakarta.

    Selain itu , hasil panen udang vaname terpaksa dikirim ke industri pemrosesan yang ada di Makassar dan Surabaya, karena di daerah ini belum terbangun industri yang terstandarisasi ekspor.

    “Dengan kondisi seperti itu, pembudidaya udang harus membeli benur lebih mahal 50 hingga 75 rupiah dibanding pembudidaya udang di Sulsel dan Jatim” kata Hasanuddin Atjo kepada Beritaprioritas Rabu (11/6/25) lewat pesan WhatsApp.

    Sementara untuk pakan, menurut mantan Kepala Bappeda Sulteng ini pembudidaya mesti menambah ongkos angkut antara 1.000 hingga 1.500 rupiah setiap kilogram. Tidak hanya itu, ongkos angkut udang ke industri pemrosesan di Makassar, pembudidaya harus menanggung ongkos angkut sebesar Rp5 ribu setiap kilogram, dan ke Surabaya sebesar 10 ribu rupiah perkilogram. (P-Elkana L.)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini