PRIORITAS, 3/5/25 (Jakarta): Gegara maraknya pedagang kaki lima (PKL) yang menutupi jalan masuk dua los di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, para pedagang resmi di los C dan H mengeluh dagangan mereka sepi.
Ironisnya, PKL di pasar itu bebas berdagang karena di-‘beking’-i sebuah organisasi kemasyarakatan (Ormas) sehingga para pedagang resmi tak berkutik. “Para PKL membayar jutaan rupiah kepada ormas,” ungkap seorang pedagang di los C.
Pengelola pasar juga sepertinya membiarkan kondisi yang sudah berlangsung bertahun-tahun itu. Bisa jadi, pengelola pasar juga memperoleh keuntungan dari situasi tersebut.
“Pembeli nggak ada yang mau masuk karena memang PKL bebas berjualan di depan pintu masuk,” kata pedagang itu.
Menurut dia, keberadaan PKL sudah memenuhi pintu masuk sejak puluhan tahun lalu dan jumlahnya mencapai ratusan pedagang. Mereka bebas berjualan dan tidak bisa ditertibkan karena diduga dibekingi oknum ormas.
“Mereka bisa berjualan karena bayar jutaan rupiah ke ormas dan sudah puluhan tahun sehingga sulit untuk ditertibkan,” keluhnya.
Revitalisasi pasar
Selain terganggu dengan keberadaan PKL, para pedagang juga mengeluhkan kondisi pasar, khususnya di los C dan H, yang belum tersentuh renovasi atau revitalisasi seperti di los lainnya. Mereka meminta Perumda Pasar Jaya segera melanjutkan revitalisasi pasar itu.
Dilansir dari Antara, salah satu pedagang di los C Pasar Induk Kramat Jati, H. Khairul, meminta penataan dan revitalisasi pasar itu segera dilanjutkan karena bangunan di tempatnya berjualan kondisinya sudah kurang layak akibat sudah berusia puluhan tahun.
“Kami juga ingin tempat jualan kami diperbaiki dan menjadi tempat yang layak seperti di los buah dan sayur yang kini terlihat bagus. Karena kalau bagus kan pasti banyak pembeli yang datang,” kata Khairul yang berjualan cabai, Sabtu (3/5/25).
Dikatakannya, selain gedungnya yang sudah tak sedap dipandang, kata dia, hampir sebagian besar teralis toko juga berdebu. Apalagi, ada beberapa toko yang tak berpenghuni sehingga menambah jelek pemandangan.
“Kalau kotor dan sudah tak layak seperti ini, mana ada pembeli yang datang? Makanya, sekarang kita cuma berharap langganan saja, kalau di luar dari itu nggak bakal ada yang mau masuk ke los C,” ujar Khairul.
Sudah mulai ditata
Menanggapi keluhan-keluhan tersebut, Manajer Pasar Induk Kramat Jati, Agus Lamun, yang ditemui di kantornya, mengatakan, revitalisasi dan penataan untuk los C-1 sudah menjadi program lanjutannya. Saat ini, katanya, sosialisasi sudah mulai dilakukan kepada para pedagang.
“Saat ini masih tahap sosialisasi dan mematangkan konsep, setelah itu dilakukan eksekusi. Intinya, di tahun ini revitalisasi akan dilakukan untuk menjadikan pasar induk semakin baik,” kata Agus.
Selain itu, PKL yang ada di pintu-pintu masuk juga menjadi target penataan dan segera ditertibkan. Bahkan, penertiban sebelumnya sudah dilakukan di sisi kiri los sayur-mayur dan terus bergerak ke tempat lain.
“Dalam waktu dekat, penertiban di bagian tengah pasar juga akan dilakukan. Selanjutnya, PKL yang ada di los C dan H juga akan ditertibkan sekaligus proses revitalisasi,” tegas Agus. (P-hdt)