33 C
Jakarta
Monday, June 16, 2025

    Tentara Ukraina pilih berperang hingga tewas ketimbang menyerah kepada Putin

    Terkait

    PRIORITAS, 18/3/25 (Kyiv): Para tentara Ukraina yang mundur dari medan pertempuran di Kursk, mengaku tidak percaya dengan ucapan Presiden Rusia Vladimir Putin yang akan mengampuni mereka jika menyerah.

    Tentara Ukraina lebih memilih berperang dengan pasukan Rusia hingga akhir hayat, adalah lebih terhormat ketimbang menyerah kepada Putin.

    “Pasukan Ukraina tidak percaya penyerahan diri menjamin kami tetap hidup”, kata seorang perwira senior di militer Kyiv yang berpangkat Kolonel, tanpa menyebut nama, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Selasa (18/3/25).

    Sang Kolonel menunjukkan sebuah video yang ditandai oleh komisaris parlemen Ukraina untuk hak asasi manusia, Dmytro Lubinets, menurut dugaan menunjukkan tawanan perang Ukraina dieksekusi. Kolonel tersebut menyatakan rekaman tersebut berasal dari Kursk.

    “Sebuah video telah muncul yang memperlihatkan lima tahanan Ukraina di Kursk dieksekusi…Eksekusi tersebut tidak dilakukan secara acak. Kami tahu komandan Rusia memerintahkan orang-orang mereka untuk mengeksekusi tahanan Ukraina dan jumlah eksekusi tersebut terus bertambah”, ungkapnya.

    “Jadi tidak ada seorang pun yang percaya janji Putin untuk menyelamatkan nyawa. Anda dapat memperkirakan bahwa tentara Ukraina akan tetap melakukan perlawanan sengit,” tambahnya.

    Para tentara Ukraina mengaku sudah melihat banyak bukti, pasukan Rusia atas perintah Putin justru mengekseksi rekan-rekan mereka yang menyerah. Padahal sesuai konvensi Jenewa III, tentara yang menyerah harus dilindungi, tanpa penyiksaan apapun.

    Putin yang mengunjungi pos darurat pasukan Rusia di Kursk, hari Kamis lalu (13/3/25), mengancam tentara Ukraina yang ia klaim sudah terkepung akan menghadapi kematian kecuali mereka menyerah.

    Cerita bohong Putin

    Sang kolonel menyebut Putin mengumbar cerita bohong yang mengatakan tentara Ukraina melarikan diri secara massal dan ribuan orang dikepung oleh pasukannya.

    “Itu bukan kekalahan telak dan pasukan kami sebagian besar mundur dengan cara yang disiplin tidak melarikan diri secara kacau,” jelas kolonel.

    Ia menambahkan meskipun pasukan Kyiv berhasil dipukul mundur, formasi besar Ukraina tidak terkepung seperti yang diklaim Rusia. “Beberapa unit kecil mungkin kehilangan kontak dan mungkin terancam dikepung”, jelasnya.

    Pasukan Moskow mengatakan mereka telah menguasai Sudzha di Kursk, kota terbesar yang direbut pasukan Ukraina. Namun, kolonel itu mengatakan Ukraina masih menguasai posisi di luar kota itu dan akan terus bertempur selama mungkin.

    “Pasukan Ukraina masih bertempur keras dan mempertahankan posisi di barat laut dan barat Sudzha. Mereka akan bertempur selama mungkin, karena kami masih berharap dapat menggunakan sisa wilayah Rusia yang kami kuasai untuk memperdagangkan wilayah yang diduduki Rusia di Ukraina dalam negosiasi mendatang”, paparnya.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebelumnya mengatakan ada tanda-tanda pasukan Rusia tengah bersiap menyeberang dari Kursk di Rusia ke wilayah Sumy di Ukraina.

    Kolonel itu mengatakan sejumlah kecil pasukan Rusia coba menyeberang ke Sumy dari beberapa titik di sepanjang perbatasan, tetapi berhasil dipukul mundur pasukan Ukraina yang telah bersiap menghadapi kemungkinan itu.

    Secara umum pasukan Ukraina kalah jumlah personil dan persenjataan dalam mempertahankan wilayah Rusia, Kursk,  yang mereka rebut Agustus 2024 lalu.

    Pasukan Ukraina kalah jumlah sekitar enam banding satu di medan perang, jalur pasokan utama terputus dan kawanan pesawat nirawak Rusia menyerang kendaraan serta tentara yang mundur melintasi perbatasan kembali ke Ukraina.

    Pasukan Rusia lebih unggul dengan bantuan ribuan tentara Korea Utara serta persenjataan yang jauh lebih banyak dibanding Ukraina. Selain itu, jumlah pesawat nirawak yang digunakan Rusia untuk menyerang tentara telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir.(P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini