30.9 C
Jakarta
Monday, March 10, 2025

    Rusia serang besar-besaran ke Ukraina, Putin manfaatkan dukungan Trump

    Terkait

    PRIORITAS, 7/3/25 (Kyiv): Pasukan Rusia meluncurkan serangan rudal dan pesawat nirawak besar-besaran ke target energi Ukraina. Serangan terbaru ini mengindikasikan Presiden Rusia Vladimir Putin memanfaatkan dukungan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, yang terus membelanya.

    Angkatan Udara Ukraina mengumumkan hari Jumat ini, Rusia telah meluncurkan lebih dari 200 rudal dan pesawat tak berawak ke sejumlah target di Ukraina. Ini menjadi salah satu serangan Rusia terbesar tahun ini 2025.

    “Rusia telah menembakkan 67 rudal dan 194 pesawat nirawak.”, kata  Angkatan Udara Ukraina, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Jumat (7/3/25).

    Angkatan Udara Ukraina juga mengungkapkan berhasil menembak jatuh 34 roket dan 100 pesawat nirawak (drone). Sebanyak 86 pesawat udara nirawak (UAV) hilang di udara setelah Ukraina melakukan tembakan signal penghambat dan pengacau.

    Menteri Energi Ukraina Herman Halushchenko mengatakan serangan itu menargetkan infrastruktur energi dan gas di seluruh negeri.

    Setidaknya delapan orang terluka di kota Kharkiv di timur laut Ukraina akibat kejadian tersebut dan seorang anak juga terluka di Poltava di bagian tengah negara itu.

    Angkatan udara menambahkan jet tempur Mirage-2000 Perancis telah digunakan untuk pertama kalinya sejak tiba di Ukraina bulan lalu untuk menangkis serangan tersebut.

    Serangan Rusia ini juga menyasar perbatasan Polandia, sehingga membuat Angkatan Bersenjata negara tersebut telah mengerahkan jet tempur dan mengatur sistem pertahanan udara pada “kesiapan tertinggi”. Rudal Rusia menghantam perbatasan di Ukraina barat, dekat Polandia. Tindakan pencegahan tersebut berlangsung selama empat jam, hingga pukul 7.30 pagi GMT.

    Putin dapat dukungan Trump

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang sedang bersiap menuju Arab Saudi untuk berunding dengan AS, menyerukan gencatan senjata di udara setelah serangan udara besar-besaran Rusia ini.

    Negara-negara Eropa menilai tindakan Presiden Rusia Vladimir Putin semakin brutal karena adanya angin segar dukungan dari Presiden Amerika Donald Trump. Bahkan gara-gara membela Putin, Presiden AS mengusir Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dari Gedung Putih, pekan lalu.

    Presiden Rusia Putin pun secara terang-terangan menyatakan menolak konsesi apa pun terhadap Ukraina dalam perundingan damai nanti. Ini menandakan Putin tak mau menyerahkan kembali wilayah-wilayah Ukraina yang ia rebut dalam perang selama tiga tahun ini.

    Presiden Perancis Emmanuel Macron menyebut niat Rusia untuk terus perang dengan Eropa telah terungkap. Karena itu ia meminta negara-negara Eropa harus bersatu dan meningkatkan biaya pertahanan. Macron bersama Inggris bersedia mengirimkan pasukan ke Ukraina dan menyediakan senjata nuklirnya untuk menghadapi invasi Rusia.

    Perdana Menteri Inggris ini bersama dengan Emmanuel Macron, telah berupaya membangun koalisi yang bersedia untuk menegakkan setiap kesepakatan potensial pertahanan menghadapi Rusia. Inggris juga sudah menggalang dukungan hingga 20 negara Eropa untuk mengerahkan pasukan di Ukraina.

    Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pengerahan pasukan ke Ukraina akan menjadi keterlibatan langsung dari anggota NATO dalam perang melawan Rusia. Ia mengancam tindakan ini tidak dapat dibiarkan.

    Inggris telah menandatangani kesepakatan dengan firma keamanan Anglo-Amerika untuk menyediakan Ukraina dengan pesawat nirawak serang yang lebih canggih. Tindakan ini berbeda dengan Presiden Donald Trump yang telah menghentikan pasokan bantuan militer AS dan pembagian intelijen ke Ukraina.(P-Jeffry W)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini