27.1 C
Jakarta
Tuesday, March 11, 2025

    Peringatan terakhir Donald Trump ancam musnahkan Hamas

    Terkait

    PRIORITAS, 6/3/25 (Washington): Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan peringatan terakhir kepada militan Hamas di Jalur Gaza, untuk segera membebaskan semua sandera Israel yang mereka tahan. Jika tidak, Trump mengancam akan membinasakan semua militan Hamas yang ada di Jalur Gaza.

    “Ini adalah peringatan terakhir! Untuk pemimpin Hamas, sekarang adalah saatnya untuk meninggalkan Gaza, selagi anda masih mempunyai kesempatan. Bebaskan semua sandera sekarang, jangan nanti, dan segera kembalikan semua mayat orang yang kalian bunuh, atau semuanya akan berakhir bagi kalian”, ancam Trump di platform Truth Social miliknya, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Kamis (6/3/25).

    Presiden AS ini juga memberi peringatan kepada semua warga sipil Palestina di Jalur Gaza, untuk mengambil keputusan yang pandai dalam suasana perang saat ini. “Juga untuk warga Gaza, masa depan yang indah menanti anda, jika anda tidak ikut menahan sandera. Jika anda terlibat, kamu mati. Buatlah keputusan yang cerdas”, tekannya.

    Menurut Donald Trump, hanya orang sakit dan keji yang menyimpan mayat “Kalian sakit dan keji!”, kata Trump. Trump mengeluarkan ancaman ini setelah ia bertemu dengan delapan sandera Amerika Serikat keturunan Israel yang telah dibebaskan di Gedung putih, Washington DC.

    Pejabat Israel mengatakan ada sekitar 24 sandera masih hidup termasuk Edan Alexander, warga negara Amerika, yang ditahan militan Hamas dan kelompoknya. Sedangkan 35 orang lainnya diyakini sudah tewas tetapi masih ditahan di Jalur Gaza.

    Bahasa tajam yang diucapkan Trump itu, muncul setelah Gedung Putih mengatakan pada hari Rabu, pejabat AS telah terlibat dalam pembicaraan dan diskusi berkelanjutan dengan pejabat Hamas.

    Tindakan AS ini berbeda jauh dengan kebijakan lama negara tersebut, untuk tidak terlibat langsung dengan kelompok militan tersebut. Amerika Serikat pada tahun 1997 telah menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris.

    Sekretaris pers Gedung Putih Karoline Leavitt menolak memberikan perincian tentang substansi pembicaraan, tetapi mengatakan Presiden Donald Trump telah memberi wewenang kepada utusannya, untuk berbicara dengan siapa pun.

    Perantara Mesir dan Qatar telah bertindak sebagai mediator dengan Hamas untuk AS dan Israel, sejak kelompok itu melancarkan serangan pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu perang besar di Jalur Gaza.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengisyaratkan dia akan meneruskan ide Trump untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza. (P-Jeffry W)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini