PRIORITAS, 26/2/25 (Yerusalem): Hamas setuju untuk menyerahkan lagi empat sandera Israel yang terbunuh selama ditawan. Penyerahan empat jenazah sandera Israel ini, disebutkan akan dilakukan hari Kamis pekan ini. Namun tidak akan dipamerkan dalam upacara khusus Hamas seperti sebelumnya, tetapi akan langsung diberikan kepada pejabat di Mesir yang bertugas sebagai mediator.
Menurut pernyataan Hamas, selain empat jenazah baru tersebut, mereka juga akan membebaskan sandera Israel lain. Namun jumlahnya belum diketahui. Penyerahan empat jenazah sandera Israel dan sandera ini, merupakan tindak lanjut kesepakatan gencatan senjata tahap pertama yang akan berakhir bulan Februari ini.
“Para tawanan lain akan dibebaskan bersamaan dengan jenazah sandera Israel, yang telah disetujui untuk diserahkan. Bersamaan juga dengan pembebasan 602 tahanan Palestina”, bunyi pernyataan Hamas dan seorang pejabat Israel, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Times of Israel, hari Rabu (26/2/25).
Hamas juga mengatakan, pembebasan sandera baik yang tewas maupun meninggal ini, adalah hasil kesepakatan bersama pihak Israel di Kairo, Mesir. Hasil kesepakatan terbaru yang dipimpin seorang pejabat senior Hamas, Khalil al-Hayya, dengan delegasi Israel itu, juga akan dibebaskan ratusan tahanan Palestina yang sempat tertunda. Seorang pejabat Israel, yang berbicara dengan syarat anonim, menginformasikan ada kesepakatan untuk memulangkan jenazah sandera lain dalam beberapa hari ini.
Pertukaran sandera itu, kemungkinan dilakukan paling cepat hari Rabu waktu setempat (Kamis waktu Indonesia). Pejabat Israel mengungkapkan empat jenazah warga Israel itu, akan diserahkan kepada otoritas Mesir tanpa upacara publik apapun.
Propaganda perang
Sebelumnya Hamas membebaskan 10 sandera Israel termasuk empat jenazah (keluarga Bibas dan dua putranya, serta seorang pria warga Kibbutz Nir Oz) dalam upacara di lapangan terbuka, dengan berbagai propaganda perang disaksikan masyarakat Palestina di Gaza.
Peti jenazah diarak, dan sandera yang hidup dipaksa melambaikan tangan kepada kerumunan warga Gaza. Akibatnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membatalkan pembebasan 602 tahanan Palestina. Hal ini ikut menghambat kesepakatan gencatan senjata tahap pertama.
Gencatan senjata itu dimediasi AS, Mesir dan Qatar dengan tujuan mengakhiri 15 bulan pertempuran antara Israel dan militan Hamas beserta kelompoknya di jalur Gaza. Israel menyerbu Gaza setelah Hamas dan kelompok militan lainnya lebih dulu menyerang wilayah selatan Israel 7 Oktober 2023 lalu.
Serangan Hamas saat itu menewaskan 1200 warga Israel dan mereka menculik serta menyandera 250 orang. Sedangkan perang balasan Israel telah menewaskan lebih dari 48 ribu warga Palestina termasuk 17.000 kelompok militan Hamas. Lebih dari 90 persen bangunan di Gaza ikut hancur dibom Israel.
Saat ini masih terdapat 63 warga Israel yang disandera militan Hamas dan kelompoknya di jalur Gaza. Israel memperkirakan jumlah setengahnya masih hidup. Selama gencatan senjata, Hamas sudah menyerahkan 30 sandera Israel, termasuk 20 warga sipil, lima tentara, lima warga Thailand dan empat jenazah. Sementara Israel sudah membebaskan seribu lebih tawanan Palestina. (P-Jeffry W)