25.5 C
Jakarta
Wednesday, February 5, 2025

    Perang Rusia-Ukraina: Zelensky di ujung tanduk, Putin selangkah lagi menang?

    Terkait

    Ledakan setelah serangan Rudal Rusia terlihat di langit kota Ukraina, 2 September 2024 lalu. (Reuters)

    PRIORITAS, 4/2/25 (Kyiv): Rusia-Ukraina terus saling serang. Perang belum berhenti. Bahkan terbaru, Ukraina dilaporkan mulai terjepit oleh keterbatasan logistik dan kemampuan pasukan yang terbatas, membuat Rusia mencetak sejumlah keunggulan di medan perang.

    Seperti dilansir Associated Press, kondisi ini dialami pasukan Kyiv di Pokrovsk, lokasi kunci dalam perang yang berlangsung hampir tiga tahun. Pasukan Ukraina kehilangan wilayah di sekitar pusat pasokan penting, yang terletak di pertemuan beberapa jalan raya menuju kota-kota utama di wilayah Donetsk Timur serta stasiun kereta api kunci.

    Disebutkan, tentara Ukraina di Pokrovsk mengatakan, pasukan Rusia mengubah taktik dalam beberapa minggu terakhir, menyerang sisi-sisi mereka alih-alih maju menyerang untuk membentuk gerakan menjepit di sekitar kota. Dengan Rusia menguasai ketinggian yang dominan, rute pasokan Ukraina kini berada dalam jangkauan mereka.

    Sementara itu, kabut tebal dalam beberapa hari terakhir mencegah tentara Ukraina menggunakan pesawat pengintai tanpa awak secara efektif. Ini kemudian memungkinkan Rusia untuk mengkonsolidasi dan mengambil lebih banyak wilayah.

    Perang dimenangkan oleh logistik

    Seperti dikemukakan Komandan Ukraina, mereka tidak memiliki cukup cadangan untuk mempertahankan garis pertahanan dan unit infanteri baru gagal melaksanakan operasi.

    “Perang dimenangkan oleh logistik. Jika tidak ada logistik, tidak ada infanteri, karena tidak ada cara untuk memasoknya,” kata Wakil Komandan Batalion, Da Vinci Wolves, yang dikenal dengan tanda panggilan Afer, Selasa (4/2/25).

    “(Rusia) telah mempelajari ini dan melakukannya dengan cukup baik.”

    Dikatakan, kombinasi berbagai faktor menyebabkan Kyiv secara efektif kehilangan pemukiman Velyka Novosilka minggu lalu. Ini merupakan perolehan paling signifikan Moskow sejak merebut kota Kurakhove di wilayah Donetsk pada bulan Januari.

    Diketahui, saat perebutan itu terjadi, pasukan Ukraina masih banyak terkonsentrasi di wilayah yang jauh dari pemukiman itu. Ini menimbulkan tanda tanya dari beberapa pakar militer yang mempertanyakan mengapa komando lebih tinggi tidak memerintahkan penarikan penuh.

    “Oleh karena itu, musuh mengumpulkan kekuatan, mengambil posisi, dan menggali pertahanan. Mereka sangat ahli dalam hal itu,” ujar Afer.

    Anggota baru yang tak terampil

    Selanjutnya Tentara Ukraina di Pokrovsk mengatakan, kekurangan pasukan tempur merupakan “bencana” dan tantangan diperparah oleh unit infanteri yang baru dibentuk dimana kurang terlatih dan tidak berpengalaman. Kondisi ini kemudian menambah tekanan pada brigade terlatih guna menstabilkan garis depan.

    “Rekrutan baru terus-menerus memperluas garis depan karena mereka meninggalkan posisi mereka, mereka tidak menahannya, mereka tidak mengendalikannya, mereka tidak memantaunya. Kami melakukan hampir semua pekerjaan untuk mereka,” beber Afer.

    “Karena itu, dengan awalnya memiliki area tanggung jawab sepanjang dua kilometer, Anda berakhir dengan 8-9 kilometer per batalion, yang sangat banyak dan kami tidak memiliki cukup sumber daya.”

    Selanjutnya Afer menyebut sejumlah rekrutan juga tidak dapat mengimbangi perang modern, yang melibatkan alat-alat seperti drone. Apalagi, kondisi logistik yang terancam membuat pasukannya kekurangan pesawat tanpa awak itu.

    “Bukan karena mereka memiliki infanteri berkualitas rendah, tetapi karena mereka sama sekali tidak siap untuk peperangan modern,” ujar Afer tentang rekrutan baru. (P-jr)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini