Terus pantau stok dan harga pangan, Pemprov DKI jamin selama Ramadhan dan Lebaran aman

Wolter Rumapar
16 Jan 2025 16:57

Humaniora 0 21

2 minutes reading

Sejumlah buruh angkut memindahkan kentang di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Kamis (2/1/2025). ANTARA

PRIORITAS, 16/1/25 (Jakarta): Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui organisasi perangkat daerah (OPD), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) bidang pangan rutin melakukan pemantauan ketersediaan dan harga pangan secara rutin.

Itu sebabnya, Pemprov DKI Jakarta menyatakan bahwa stok pangan untuk kebutuhan Ramadhan hingga Lebaran 1446 Hijriah aman dengan harga tetap terkendali meskipun terdapat beberapa pangan yang mengalami kenaikan harga.

24 May 2020

“Selalu kami pastikan dan sampaikan kepada masyarakat bahwa stok ketersediaan kita aman, sehingga harga pun akan terkendali,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Suharini Eliawati saat dihubungi di Jakarta, Kamis (16/1/25).

Adapun Pemprov DKI melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD bidang pangan antara lain Dharma Jaya dan PT Food Station Tjipinang Jaya dan Satuan Tugas (Satgas) Pangan terus memantau ketersediaan dan harga pangan secara rutin.
“Dharma Jaya sudah memastikan stok ketersediaan daging sapi, daging kerbau dan daging ayam pada kondisi yang relatif aman,” katanya.

Pihaknya biasanya juga bekerjasama dengan Bulog untuk menjamin stok pangan. “Itu ada daging kerbau kan, tambahannya dari Bulog,” ujar Eliawati. Adapun stok beberapa komoditas pangan yang tersedia di BUMD dan BUMN di Provinsi DKI Jakarta per 15 Januari 2024 antara lain beras 214.945 ton, daging sapi 7.399 ton, daging ayam 765 ton, telur ayam 25 ton, gula pasir 2.112 ton dan minyak goreng 33 ton.

18 Nov 2022

Eliawati mengatakan, jumlah kebutuhan telur biasanya akan naik menjelang Ramadhan, sementara menjelang Idul Fitri atau Lebaran, giliran kebutuhan daging sapi yang naik.

Seperti dilansir dari Antara, kendati begitu, dia meminta agar masyarakat berbelanja sesuai kebutuhan dan tidak melakukan penimbunan karena khawatir tak mendapatkan pangan yang dibutuhkan.
“Kami juga butuh peran dari masyarakat. Jangan membelanjakan hal-hal yang berlebihan (panic buying). Cukup berbelanja seperlunya saja. Satu minggu saja dulu nanti belanja lagi. Kenapa? Saudara-saudara kita juga butuh,” ujar Eliawati. (P-wr)