26.2 C
Jakarta
Sunday, April 20, 2025
spot_img

    Wuauw !!! Pertamina sulap avtur minyak goreng bekas jadi BBM pesawat di 2025

    Terkait

    PRIORITAS, 8/1/25 (Jakarta): Inovasi memang selalu menghasilkan terobosan baru. Itu juga terjadi di dunia maskapai penerbangan, perihal terobosan terbaru dari PT Pertamina (Persero), yakni memanfaatkan minyak jelantah atau minyak goreng bekas pakai (used cooking oil) menjadi bahan bakar pesawat ramah lingkungan (bioavtur).  Bahkan diharapkan, sudah bisa diproduksi dan digunakan tahun 2025 ini juga.

    Nah, oleh inovasi Pertamina ini, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Wamildan Tsani Panjaitan mengatakan, pihaknya mendukung program pemerintah termasuk implementasi bioavtur dari minyak jelantah.

    Namun begitu, menurutnya, saat ini implementasi pemakaian bioavtur itu belum bisa dilaksanakan, karena masih harus membutuhkan waktu. “(Implementasi bioavtur dari minyak jelantah) kayaknya masih lama ya artinya kita tunggu saja masih prosesnya masih panjang. Namun tentunya kami dalam hal ini airline di BUMN tentunya akan support program yang ada,” terang Wamildan dalam konferensi pers persiapan lebaran, di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, pekan lalu.

    Diproduksi dan diimplementasikann di Q1-2025

    Sementara itu, pihak PT Pertamina (Persero) sudah menargetkan pengaplikasian teknologi yang bisa mengolah minyak jelantah atau minyak goreng bekas pakai used cooking oil (UCO) menjadi bahan bakar penerbangan ramah lingkungan di Kilang BBM milik perseroan.

    Seperti diungkapkan SVP Research & Technology Innovation Pertamina, Oki Muraza, pihaknya akan mengaplikasikan teknologi yang bisa mengolah minyak jelantah menjadi Sustainable Aviation Fuel (SAF) pada kilang Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah, setidaknya pada Kuartal 1 2025 (Q1-2025) mendatang.

    “Nah ini yang akan sedang kita deploy ke Kilang Cilacap, mudah-mudahan di Q1-2025 kita sudah memproduksi Sustainable Aviation Fuel atau SAF dari UCO (Used Cooking Oil) di kilang nabati Cilacap,” ungkapnya kepada CNBCIndonesia.com dalam program “Energy Corner”, dikutip Jumat (27/12/24) lalu.

    Dikatakannya, teknologi yang dimaksud, ialah teknologi Hydroprocessed Esters and Fatty Acids (HEFA). Selain itu, dia menyebutkan pihaknya juga sudah menguasai dua teknologi lainnya, yakni melalui hidrogenasi dan isomerisasi untuk bisa mengolah minyak jelantah menjadi SAF.

    “Kita membutuhkan teknologi HEFA, Hydro-processed Esters and Fatty Acids, yang sudah kita kuasai, saat ini kita membutuhkan dua teknologi setidaknya, hydrogenation ya, proses hidrogenasi dan isomerisasi, di mana kita nanti bisa mengatur jumlah rantai dan propertis dari Sustainable Aviation Fuel ini,” tambahnya.

    Oki menyebutkan, teknologi tersebut, sudah terbukti paten mengubah minyak jelantah menjadi SAF setidaknya seperti yang sudah dilakukan oleh pihaknya melalui laboratorium milik perusahaan di Pulo Gadung, Jakarta Timur.

    “Dan ini sudah kita buktikan, kita punya pilot plan di lab Pertamina Pulo Gadung, dan hasilnya sangat bagus, bahkan untuk 1 tower reaktor, kita memiliki yield yang salah satu yang paling tinggi di dunia,” demikian Oki Muraza. (P-jr)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini