Presiden Prabowo Subianto memberi arahan dalam Musrenbangnas RPJMN 2020-2024 di gedung Bappenas, Jakarta, Senin (30/12/24). (Foto Antara/Bappenas)
PRIORITAS, 2/1/25 (Jakarta): Sepanjang periode 2025-2029, Presiden Prabowo Subianto menargetkan investasi Indonesia mencapai Rp13.032 triliun. Target ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi hingga delapan persen.
Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, mengungkapkan hal itu, setelah bertemu Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan, Kamis (2/1/2025).
“Investasi pada 2025 ditargetkan sebesar Rp1.905 triliun. Jumlah ini akan terus meningkat hingga total investasi periode 2025-2029 mencapai sekitar Rp13.032 triliun,” ujar Rosan.
Rosan menuturkan, target investasi ini akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, realisasi investasi tersebut diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja berkualitas.
“Ini pekerjaan yang berat dan membutuhkan kerja sama serta koordinasi dari semua kementerian terkait. Dalam sistem investasi, ada 18 kementerian yang terlibat. Kami berharap koordinasi ini semakin meningkat untuk mencapai target yang telah ditetapkan,” jelas Rosan.
Konsumsi masyarakat pegang peran penting
Diketahui, saat ini kontribusi investasi baru terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tercatat sebesar 24-25 persen. Sementara konsumsi masyarakat masih menjadi kontributor terbesar, yakni mencapai 53-54 persen dari PDB.
“Kami berharap kontribusi investasi dapat meningkat lebih dari 24 persen. Hilirisasi investasi juga akan menjadi kunci penting dalam menarik lebih banyak penanaman modal ke Indonesia,” tambahnya.
Strategi hilirisasi pilar utama
Ditegaskan, strategi hilirisasi akan menjadi salah satu pilar utama dalam mendorong investasi di berbagai sektor. Fokus ini diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah sumber daya Indonesia dan menarik investor asing.
“Kami optimistis dengan implementasi hilirisasi yang tepat, investasi akan menjadi katalis utama dalam mewujudkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen,” demikian Rosan Roeslani. (P-jr)