PRIORITAS, 24/4/24 (Jakarta): Sebagaimana diketahui, pihak Kementerian Kesehatan melakukan screening kesehatan jiwa pada 12.121 mahasiswa program pendidikan dokter spesialis dari 28 rumah sakit pada akhir Maret 2024 lalu.
Hasilnya, screening tersebut melaporkan, sekitar 22,4 persen mahasiswa program pendidikan dokter spesialis (PPDS) terdeteksi mengalami gejala depresi, bahkan tiga persen atau 399 orang di antaranya mengaku ingin bunuh diri.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun buka suara mengenai banyak mahasiswa program pendidikan dokter spesialis (PPDS) yang mengalami depresi sampai memiliki keinginan bunuh diri. Disebut Jokowi, pemerintah berupaya meminimalisir permasalahan tersebut lewat revisi Undang-Undang Kesehatan yang telah disahkan pada Juli 2023 lalu.
“Itulah kenapa Undang-Undang Kesehatan kita itu kemarin direvisi sehingga akan mempermudah dokter untuk masuk ke spesialis, dokter spesialis,” ungkap Jokowi seusai rapat kerja (Raker) Kesehatan Nasional 2024 di ICE BSD Tangerang, Banten, Rabu (24/2/24).
“Membuka seluas-luasnya universitas tentu saja tetap dengan sebuah kualifikasi dengan screening yang baik. Institusi pendidikan kita baik itu universitas maupun rumah sakit yang ditunjuk itu betul-betul bisa menghasilkan sebanyak-banyaknya dokter dan dokter spesialis,” tambahnya, seperti dikutip BeritaSatu.com.
Kembali ke hasil screening, adapun rincian tingkat depresi dari 22,4 persen mahasiswa PPDS, yakni:
– Sebanyak 0,6 persen di antaranya mengalami gejala depresi berat.
– Sebanyak 1,5 persen dengan depresi sedang-berat.
– Sebanyak 4 persen depresi sedang.
– Sebanyak 16,3 oersen dengan gejala depresi ringan. (P-BS/jr) — foto ilustrasi istimewa