ANKARA, 26/12/21 (SOLUSSInews.com) – Satu lagi langkah politik cerdas dilakukan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang menjamu sekelompok Rabi atau pemuka agama Yahudi di istananya di Ankara.
Dilaporkan, dalam pertemuan itu, dia mengatakan, hubungan Turki dan Israel akan selalu kuat. Pertemuan pada Rabu (22/12/21) lalu tersebut dihadiri oleh Kepala Rabi Turki bersama dengan para rabi dari komunitas, kota dan negara di dunia Muslim sebagai bagian dari pertemuan puncak yang diselenggarakan oleh Aliansi Rabi di Negara-negara Islam.
Di antara para pemimpin Yahudi yang menghadiri pertemuan puncak (KTT) ialah Kepala Rabi Kazakhstan, Uzbekistan, Iran, Azerbaijan, Kyrgyztan, Uganda, Nigeria, Albania, Uni Emirat Arab, serta Siprus Utara dan lain-lain.
Karena pembatasan terkait pandemi virus corona, para Rabi Maroko dan Tunisia tidak dapat menghadiri acara tersebut secara fisik.
Pemulihan jadi tujuan penting
Selama pertemuan itu, Erdogan mengeluarkan serangkaian pernyataan hangat yang mengejutkan tentang sikapnya terhadap Orang Yahudi dan Israel.
“Hubungan antara Turki, Yahudi dan Israel akan selalu kuat,” katanya.
“Hubungan ekonomi antara kedua negara lebih kuat dari sebelumnya dan akan terus tumbuh.”
Disebut para rabi yang hadir dalam pertemuan itu, Erdogan juga mengatakan, pemulihan hubungan dengan Israel merupakan tujuan penting baginya.
Melawan anti-Semitisme
Presiden Turki menerima para rabi dengan hangat dan berbicara tentang perang melawan anti-Semitisme.
Dia menekankan bahwa dirinya akan melawan anti-Semitisme dengan penuh semangat seperti dia melawan Islamofobia.
Erdogan bahkan menyebutkan, Turki telah menandatangani perjanjian melawan penyangkalan Holocaust dan mengatakan itu akan meningkatkan pendidikan Holocaust di negara itu.
Erdogan, yang selama ini mencitrakan dirisebagai pengkritik keras Israel, juga mengatakan, dia berharap ada resolusi damai untuk konflik Israel-Palestina.
“Saya berharap perdamaian dan kepercayaan antara Israel dan Palestina. Sebuah perdamaian di mana setiap orang akan saling menghormati,” ujarnya, seperti dikutip Ynet, Kamis (23/12/21) dan dilansir Sindonews.
Menghangatnya hubungan antara kedua negara setelah bertahun-tahun bermusuhan, menjadi jelas setelah pembebasan pasangan Israel yang ditahan oleh Turki karena dicurigai melakukan spionase pada bulan November.
Pasangan itu ditangkap dan ditahan karena diduga mengambil foto kediaman Erdogan selama perjalanan ke Istanbul, tetapi dibebaskan seminggu kemudian setelah kampanye diplomatik besar-besaran oleh Israel. (S-SN/jr)