Wuhan, 24/1/21 (SOLUSSInews.com) – Ya, kini sudah setahun sejak kasus pertama Covid-19 ditemukan untuk pertama kalinya di Wuhan di Provinsi Hubei, Tiongkok. Dan saat ini, kehidupan di sana sudah berjalan normal kembali.
Beedasarkan catatan WHO, Pemerintah Daerah Wuhan mengumumkan sejumlah kasus pneumonia viral yang pada akhirnya diduga sebagai Covid-19 pada 31 Desember 2019. Pada 9 Januari, Pemerintah Tiongkok memastikan, telah terjadi wabah Covid-19 dan pada 23 Januari 2020, 11 juta warga Wuhan mendapatkan pesan di smartphone mereka pada jam dua dini hari, kota mereka akan memasuki lockdown. Tidak ada yang menduga, lockdown itu berlangsung selama 76 hari.
Namun hari ini, setahun sejak lockdown, penduduk di Kota Wuhan sudah kembali beraktivitas. Warga bisa bebas lari pagi dan senam tai chi di taman-taman yang terletak di bantara Sungai Yangtze.
Keadaan ini berbeda sekali dengan kondisi di seluruh dunia yang mengalami kesulitan menghadapi Covid-19 yang bermutasi. Beberapa negara memperketat lockdown sementara program vaksinasi baru mulai berjalan. Virus ini telah menelan lebih dari 2 juta korban jiwa di seluruh dunia.
Tiongkok sendiri mencatat sekitar 4.600 korban jiwa akibat Covid-19, di mana mayoritas berasal dari Wuhan. Angka tersebut sedikit bila dibandingkan korban jiwa di AS yang telah menembus 410.000 orang. Angka kematian di Tiongkok juga relatif stagnan dalam beberapa bulan terakhir.
Belum terjawab
Sejak lockdown Wuhan dicabut pada 8 April lalu, kasus Covid-19 sudah hampir tidak ada. Namun, pertanyaan apakah virus itu berasal dari Wuhan? Dan apakah Pemerintah Tiongkok lambat mengantisipasi sehingga kasus ini menyebar dan menginfeksi 98 juta orang di seluruh dunia, masih belum terjawab.
Pemerintah membela tuduhan virus Wuhan dan lambatnya reaksi dengan mengatakan, virus itu berasal dari luar Tiongkok. Dan Tiongkok telah cukup cepat dalam memberitahukan seluruh dunia.
Wuhan dianggap sebagai contoh sukses bagaimana lockdown total sukses dalam mencegah penyebaran Covid-19, bagaimana suatu kota harus berkorban demi kepentingan seluruh negara, seperti kisah Stalingrad di Rusia dalam Perang Dunia II. Kisah sukses Wuhan juga diabadikan dalam buku, dokumenter, hingga acara TV.
“Wuhan adalah kota pahlawan karena memberhentikan roda perekonomiannya demi membantu Tiongkok mengatasi pandemi. Ini adalah pengorbanan yang mulia,” kata Chen Jiali, 24 tahun, penduduk Wuhan kepada CNBC.
Mewaspadai lonjakan
Kasus di Tiongkok kembali naik. Sabtu kemarin, Tiongkok mengumumkan 107 kasus sehingga totalnya mencapai 88.911.
Provinsi Heilongjiang terdapat 56 kasus. Beijing dan Shanghai masing-masing melaporkan tiga kasus.
Menjelang Imlek bulan depan, otoritas mewaspadai lonjakan kasus Covid-19. Warga diminta tidak berpergian dan mengurangi kerumunan. Sekolah-sekolah juga kembali ke kelas online. Memakai masker di luar dan dalam ruangan sudah menjadi kewajiban umum.
Aplikasi smartphone digunakan untuk melacak pergerakan orang-orang di sekitar daerah yang terkonfirmasi terjadi kasus Covid-19. Demikian CNBC. (S-CNBC/BS/jr)