25.2 C
Jakarta
Friday, December 27, 2024
spot_img

    ‘Warning’ !!! Sri Mulyani: RI bisa resesi di akhir September 2020 jika pertumbuhan ekonomi tetap negatif dua kwartal berturut

    Terkait

    Jakarta, 22/9/20 (SOLUSSInews.com) – Upaya keras Pemerintah mengatasi situasi pandemi Covid-19 dengan mengutamakan kesehatan masyarakat terus dilakukan. Memang angka positif terinfeksi virus corona terus bertambah, namun jumlah pasien yang sembuh juga naik signifikan.

    Data resmi dari Satgas Covid-19 hingga pukul 17.00 WIB, Selasa (22/9/20), yang terinfeksi positif mencaoai 252.923 orang, atau bertambah 4.071 dari hari sebelumnya. Sementara yang sembuh kini mencapai 184.298, bertambah 3.501, dengan lima daerah terbanyak terinfeksi masih DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.

    Kita berharap dan berdoa, upaya mengatasi penyebaran virus ini semakin masif dilakukan Pemerintah, didukung masyarakat, agar angka-angka kenaikan bisa dikendalikan. Saat ini lima besar negara dengan angka terinfeksi Covid-19, dengan rata-rata di atas satu juta orang, ialah Amerika Serikat, India, Brasil, Rusia dan Peru (yang sudah di atas 700.000).

    Sementara itu, berbarengan dengan upaya tersebut, Pemerintah juga tak melupakan menggenjot bidang ekonomi, agar kita tidak mengalami keterpurukan lebih dalam, sebagaimana juga terjadi di banyak negara di Eropa, Asia hingga Amerika.

    Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan ekonomi nasional resmi resesi pada kuartal III-2020. Hal itu menyusul revisi proyeksi yang dilakukan Kementerian Keuangan.

    Minus 1,7 persen

    Sri Mulyani mengatakan, pihak Kementerian Keuangan melakukan update proyeksi perekonomian Indonesia untuk tahun 2020 secara keseluruhan menjadi minus 1,7 persen sampai minus 0,6 persen.

    “Forecast terbaru kita pada September untuk 2020 adalah minus 1,7% persensampai minus 0,6 persen. Ini artinya, negative territory kemungkinan terjadi pada kuartal 3,” kata Sri Mulyani dalam video conference APBN KiTa, Selasa (22/9/20).

    Disebutkan, realisasi pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2020 minus 5,32 minus. Resesi akan terjadi jika pertumbuhan ekonomi nasional kembali negatif di kuartal berikutnya.

    Tidak sedalam proyeksi lembaga internasional

    Resesi ialah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi minus dua kuartal berturut-turut.

    “Dan mungkin juga masih berlangsung untuk kuartal 4 yang kita upayakan bisa mendekati 0 atau positif,” jelasnya.

    Meski secara tahunan ekonomi nasional berada di zona negatif, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengaku angka proyeksi Kementerian Keuangan tidak sedalam proyeksi beberapa lembaga internasional. Demikian detikfinance. (S-DF/jr)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini