26.1 C
Jakarta
Tuesday, July 22, 2025

    Ups !!! Harga minyak naik pasca-ancaman Israel serang Lebanon

    Terkait

    Ilustrasi fasilitas minyak terlihat di Danau Maracaibo di Cabimas, Venezuela, 29 Januari 2019. (Foto Reuters/Isaac Urrutia)

    PRIORITAS, 4/12/24 (Jakarta): Pasca-keluarnya ancaman dari Israel segera menyerang Lebanon, harga minyak dunia naik lebih dari dua persen.

    Dilaporkan, Israel mengancam akan menyerang negara Lebanon jika gencatan senjatanya dengan Hezbollah tidak terjadi. Di sisi lain, investor bersiap menghadapi pengumuman OPEC+ terkait perpanjangan pemotongan pasokan minggu ini.

    Selanjutnya, dari data Refinitiv pada perdagangan Selasa (3/12/24) kemarin, yang dikutip Beritaprioritss.com, Rabu (4/12/24), harga minyak acuan Brent menguat 2,49 persen ke US$73,62 per barel. Sementara acuan Amerika Serikat West Texas Intermediate (WTI) melesat 2,7 persen ke US$69,94 per barel.

    Israel terus menyerang

    Hingga kini, pasukan Israel terus melakukan serangan terhadap apa yang mereka klaim sebagai pejuang Hezbollah mengabaikan kesepakatan gencatan senjata pekan lalu di Lebanon. Pejabat tinggi Lebanon telah meminta Washington dan Paris untuk menekan Israel agar tetap menghormati gencatan senjata.

    Akibatnya, oleh risiko terhadap gencatan senjata ini, membuat beberapa pedagang minyak khawatir tentang ketegangan di Timur Tengah, demikian analis UBS, Giovanni Staunovo.

    “Kendati konflik di Lebanon belum mengakibatkan gangguan pasokan minyak, pedagang akan memantau dengan cermat ketegangan antara Iran dan Israel dalam beberapa bulan mendatang,” tambah Staunovo.

    Pemotongan produksi

    Disebutkan pula, faktor lain yang mendukung kenaikan harga minyak ialah kemungkinan perpanjangan pemotongan produksi oleh Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya saat OPEC+ bertemu pada hari Kamis nanti.

    Dilaporkan, kelompok ini kemungkinan akan memperpanjang pemotongan pasokan hingga akhir kuartal pertama tahun depan, menurut empat sumber OPEC+ kepada Reuters.

    Diketahui, OPEC+, yang menyumbang sekitar setengah produksi minyak dunia, telah mempertimbangkan untuk secara bertahap menghapus pemotongan pasokan sepanjang tahun depan. Namun, prospek surplus pasar telah menekan harga minyak, dengan Brent diperdagangkan hampir dnam persen di bawah rata-rata Desember 2023.

    Disebutkan pula, perpanjangan pemotongan pasokan OPEC+ akan membatasi surplus pasar dan memberikan “pendaratan yang lebih lembut” bagi pasar minyak dibandingkan sebagian besar perkiraan, demikian Scott Shelton, analis energi di TP ICAP, dalam sebuah catatan kepada klien.

    “Dengan meningkatnya kepatuhan terhadap pemotongan produksi dari Rusia, Kazakhstan, dan Irak, level harga Brent yang lebih rendah, serta indikasi dalam laporan pers, kami mengasumsikan perpanjangan pemotongan produksi OPEC+ hingga April,” tulis analis Goldman Sachs dalam catatan mereka.

    Permintaan tetap lemah

    Sementara itu, prospek permintaan minyak global tetap lemah, dan impor minyak mentah China kemungkinan akan mencapai puncaknya paling cepat tahun depan, karena permintaan bahan bakar transportasi mulai menurun, demikian para peneliti dan analis.

    Dikatakan, persediaan minyak mentah AS naik 1,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 29 November, menurut sumber pasar yang mengutip data dari American Petroleum Institute (API). “Stok bahan bakar juga meningkat,” kata mereka.

    Lalu, peningkatan persediaan biasanya menunjukkan permintaan yang lemah.

    Diketahui, data resmi tentang persediaan minyak dari Administrasi Informasi Energi AS akan dirilis pada hari Rabu pukul 10:30 pagi ET (1530 GMT). Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan penurunan 700.000 barel dalam stok minyak mentah.

    “Minyak tidak akan mengalami kekurangan pasokan tahun depan,” kata Francisco Blanch, kepala komoditas global di BofA Securities kepada wartawan, sebagaimana dilansir CNBCIndonesia.com.

    “Tingkat pertumbuhan permintaan akan melambat pada 2025, dan kita tidak bisa mengandalkan China untuk menyumbang setengah dari permintaan minyak global,” katanya.

    “(Harga minyak) akan sedikit turun,” tambah Francisco Blanch. (P-jr)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini