PRIORITAS, 18/8/24 (Jakarta): Ada tren baru, yakni seks bebas kini menjadi hal yang lumrah di kalangan remaja hingga dewasa, termasuk di Indonesia.
Pihak Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut, hubungan seks luar nikah remaja 15-19 tahun mengalami peningkatan. Kasus pada perempuan usia 15-19 tahun sebanyak 59 persen, sedangkan pada laki-laki 74 persen.
Namun BKKBN juga mengungkapkan, tren pernikahan dini menurun, tetapi kabar buruknya tren hubungan seksual remaja meningkat.
Selanjutnya, berdasarkan data BKKBN pada survey nasional SDKI 2017, umur remaja usia 15-24 tahun saat melakukan hubungan seksual pertama kali lebih rentan terjadi pada usia 15-19 tahun.
Lalu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), mayoritas anak muda Indonesia berstatus belum menikah atau kawin, yakni 68,29 persen dari total pemuda RI pada Maret 2023.
Kemudian, persentase pemuda yang berstatus kawin sebesar 30,61 persen. Adapun pemuda yang cerai hidup atau mati sebanyak 1,10 persen.
Persentase pemuda berstatus kawin semakin menurun
Sementara itu, BPS menyebut, dalam 10 tahun terakhir persentase pemuda yang berstatus kawin semakin menurun, sedangkan pemuda yang belum kawin semakin meningkat.
Dikutip dari detikHealth, Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo mengatakan, tren pernikahan atau menikah dini di Indonesia turun dalam 10 tahun terakhir. Dari semula 40 orang per 1.000 penduduk, kini berada di angka 26 per 1.000 penduduk.
“Bisa dibayangkan kalau setiap 1.000 perempuan itu yang hamil di usia 15-19 tahun itu ada 26. Kalau 100.000 ribu sudah ada 2.600. Kalau 1 juta sudah 26.000 ribu. Apa nggak diatasi seperti itu? Kan harus diatasi,” beber Hasto kepada detikcom Rabu (7/8/2024).
Dilihat dari usia, pergeseran rata-rata pernikahan perempuan dilaporkan mundur setiap tahun. Hasto menyebut dari semula berada di bawah 20 tahun, kini rata-rata perempuan menikah saat berusia 22 tahun.
Sebenarnya tren ini sebetulnya menjadi kabar baik, mengingat pernikahan dini membuat kehamilan ibu menjadi berisiko, seperti rentan perdarahan, kelahiran prematur, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), serta dapat meningkatkan kematian ibu dan bayi.
Setiap dua menit seorang perempuan meninggal
Berdasarkan World Health Organization (WHO), setiap dua menit, seorang perempuan meninggal karena komplikasi persalinan, dan sebagian besar tragedi ini terjadi di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.
Lalu, perjalanan bayi baru lahir juga sama berbahayanya. Lebih lagi, 5,4 juta anak di bawah usia lima tahun meninggal setiap tahunnya karena penyebab yang sebetulnya dapat dicegah.
Di tahun 2023, rata-rata angka kematian ibu (AKI) di seluruh wilayah Indonesia masih menunjukkan angka di atas 100 kematian per 100.000 kelahiran hidup dan rata-rata angka kematian bayi (AKB) di atas 15 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Pulau Jawa, sebagai wilayah yang secara rata-rata memiliki AKI dan AKB terendah juga belum berhasil mewujudkan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).
Hasto juga mengungkapkan, rata-rata usia seks remaja di 15 hingga 19 tahun meningkat. Pada perempuan, tercatat lebih dari 50 persen yang melakukan hubungan seksual di usia 15 hingga 19 tahun, sementara pada laki-laki angkanya lebih tinggi yakni di atas 70 persen.
Jika melihat survei Honestdocs terhadap 6.877 responden dari berbagai kategori usia dan jenis kelamin untuk mengetahui perilaku seksual masyarakat, Indonesia termasuk frekuensi dalam berhubungan intim dan masturbasi.
Disebutkan, hasil survei terhadap 6.877 responden yang diwakili oleh responden wanita sebesar 54 persen dan pria 46 persen dengan dominasi responden rata-rata berusia di antara 18-34 tahun, cukup memberikan gambaran perilaku seksual masyarakat Indonesia saat ini. (P-CNBCi/jr) — foto ilustrasi istimewa