25.1 C
Jakarta
Thursday, June 19, 2025

    Upacara penempatan jenazah Paus Fransiskus dilakukan di kapel

    Terkait

    PRIORITAS, 21/4/25 (Vatikan): Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Gereja Roma Suci, memimpin upacara penetapan kematian Paus Fransiskus dan penempatan jasadnya di peti jenazah pada Senin malam.

    Kantor Pers Tahta Suci Vatikan mengumumkan upacara penetapan kematian dan penempatan jenazah mendiang Paus Fransiskus dalam peti akan dilaksanakan pada hari Senin pukul 8:00 malam waktu Roma. Upacara itu dilakukan di Kapel Casa Santa Marta Vatikan.

    Mereka yang hadir mencakup Dekan Dewan Kardinal, Kardinal Giovanni Battista Re, dan anggota keluarga mendiang Paus Fransiskus, bersama dengan Dr. Andrea Arcangeli dan Dr. Luigi Carbone, Direktur dan Wakil Direktur Direktorat Kesehatan dan Kebersihan.

    “Setelah sembilan hari berkabung tradisional, dan pemakaman Paus Fransiskus, para kardinal dari seluruh dunia akan berkumpul di Roma untuk kongregasi umum, serta menggelar konklaf untuk memilih pengganti Fransiskus”, jelas kantor Kantor Pers Tahta Suci Vatikan seperti dikutip Beritaprioritas.com, hari Senin malam (21/4/25).

    Pesan terakhir

    Pesan terakhir Paus Fransiskus sebelum ia meninggal adalah dunia harus ada belas kasih dan perlu mengampuni. Ini telah menjadi tema mendasar kepausannya selama 12 tahun.

    “Jika ada pesan yang paling menjadi ciri khas kepausan Paus Fransiskus dan ditakdirkan untuk bertahan, itu adalah pesan belas kasih”, kata Direktur Vatican News, Andrea Tornielli, mengutip desakan perdamaian dunia mendiang Paus Fransiskus.

    Paus meninggal dunia secara tiba-tiba pada Senin pagi Paskah pukul 7.35 pagi waktu setempat, setelah memberikan berkat Urbi et Orbi terakhirnya pada Hari Paskah dari Loggia pusat Basilika Santo Petrus. Ia juga berkeliling terakhir kali melewati kerumunan par umat untuk memberkati dan menyapa mereka.

    Paus Argentina pertama dalam sejarah Gereja Katolik ini, mengangkat banyak tema, khususnya mengenai kepeduliannya terhadap kaum miskin, persaudaraan, dan kepedulian terhadap sesama. Secara tegas ia juga memberi pernyataannya tanpa syarat untuk tidak berkompromi terhadap perang.

    Namun inti pesannya, yang tidak diragukan lagi memberikan dampak paling besar, adalah panggilan penginjilannya kepada belas kasihan. “Kasih sayang, adalah ‘udara yang kita hirup’, Itulah yang paling kita butuhkan. Tanpanya mustahil untuk hidup”, tegas Paus Fransiskus.

    Seluruh masa kepausan Paus Fransiskus dilaksanakan di bawah panji pesan ini, yang merupakan jantung agama Katolik.

    Jangan menyerah

    Paus menyerukan perdamaian, memperingatkan terhadap ‘logika ketakutan’ dalam pesan Paskah ‘urbi et orbi’ atau (kepada kota dan dunia), yang dibacakan oleh Uskup Agung Diego Ravelli, Pembina Perayaan Liturgi Kepausan.

    Dalam pesan Paskahnya, sehari sebelum meninggal  ia mengecam banyaknya konflik yang melanda planet ini dan mengimbau para pemimpin dunia “untuk tidak menyerah pada logika ketakutan”, sehingga mereka terlibat perang.

    “Saya mengimbau kepada semua pihak yang memegang tanggung jawab politik di dunia, untuk tidak menyerah pada logika ketakutan yang hanya akan menyebabkan isolasi dari orang lain. Tetapi sebaliknya menggunakan sumber daya yang tersedia untuk membantu yang membutuhkan”, demikian bunyi pesan Fransiskus.

    Sebelumnya pada pagi hari, sekitar pukul 11:30, Paus Fransiskus mengadakan pertemuan pribadi singkat dengan Wakil Presiden AS JD Vance di Casa Santa Marta, menurut Kantor Pers Tahta Suci.

    Kabarnya Wapres AS sengaja datang ke Vatikan, setelah Paus Fransiskus mengecam tindakan keras pemerintahan Presiden Donald Trump terhadap para imigran, yang semestinya diberi perlindungan karena mereka lari dari negaranya karena penindasan.

    Sesalkan adanya perang

    Pidato Paskah Paus — yang disampaikan di tengah meningkatnya konflik global — difokuskan secara khusus pada wilayah-wilayah yang dilanda perang di Jalur Gaza, Israel termasuk Ukraina, Myanmar, dan berbagai wilayah Afrika.

    Mengenai Gaza, Fransiskus menyerukan tindakan konkret. “Saya mengimbau pihak-pihak yang bertikai,  menyerukan gencatan senjata, membebaskan para sandera dan datang membantu orang-orang yang kelaparan yang mendambakan masa depan yang damai!”, katanya.

    Bapa Suci juga menyesalkan “meningkatnya iklim anti-Semitisme di seluruh dunia” sambil menyatakan kedekatannya dengan “penderitaan umat Kristen di Palestina dan Israel, dan dengan seluruh rakyat Israel dan rakyat Palestina.”

    Pesan Paus menekankan “tidak akan ada perdamaian tanpa kebebasan beragama, kebebasan berpikir, kebebasan berekspresi, dan rasa hormat terhadap pandangan orang lain.”

    Ia menambahkan perdamaian juga tidak mungkin terjadi tanpa “pelucutan senjata sejati,” dan memperingatkan terhadap “perlombaan untuk mempersenjatai kembali” yang mengancam stabilitas global.(P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini