25.6 C
Jakarta
Saturday, April 19, 2025
spot_img

    Ukraina kini jadi produsen drone terbanyak di dunia akibat perang dengan Rusia

    Terkait

    PRIORITAS, 12/4/25 (Kyiv): Gara-gara berperang dengan Rusia, pemerintah Ukraina akhirnya gencar membuat drone atau pesawat nirawak. Kini negara Volodymr Zelenskyy itu telah menjadi produsen drone terbesar di dunia.

    “Ukraina telah menjadi produsen drone FPV terbesar di dunia, memproduksi lebih dari 2,2 juta unit dan dengan cepat memperluas basis industri pertahanannya, untuk memenuhi tuntutan peperangan modern”, kata pejabat pertahanan Ukraina, Maksym Vasylenko, di Kyiv, seperti Beritaprioritas.com dari UNITED24 Media, hari Sabtu (12/4/25).

    Drone First Person View (FPV) adalah pesawat tanpa awak yang mudah dikendalikan oleh seorang tentara di medan perang. Drone Ukraina ini menjadi paling ditakuti Rusia karena mudah menyusup dengan cepat dari garis depan hingga menghancurkan pertahanan musuh.

    Anggota dewan Dewan Senjata Ukraina dan CEO Tencore LLC, Maksym Vasylenko, mengakui pihaknya sangat gencar mengembangkan pesawat tanpa awak untuk angkatan bersenjata Ukraina.

    “Bukan rahasia lagi bahwa kami sekarang menjadi negara nomor satu di dunia untuk produksi pesawat nirawak FPV. Kami telah mulai bekerja sama dengan investasi dan kontrak senilai $35 miliar. Itulah tujuan yang harus terus kami kejar”, paparnya.

    Produksi Rudal naik

    Selain itu, Ukraina juga telah meningkatkan produksi peluru kendali (Rudal), sistem peperangan elektronik (EW dan REW), dan platform robotik darat. “Lebih dari 50% material yang digunakan dalam sistem ini kini bersumber dari dalam negeri. Selain itu, sudah ada perusahaan yang membuat drone menggunakan 100 persen komponen produksi dalam negeri”, paparnya.

    Pergeseran ke lokalisasi ini menandai tonggak penting bagi industri pertahanan Ukraina. Selain memastikan pengiriman yang lebih cepat dan keamanan rantai pasokan, hal ini menandakan tujuan strategis Ukraina untuk menjadi mandiri dalam manufaktur pertahanan di tengah invasi besar-besaran Rusia.

    Sebelumnya, negara-negara Eropa menjanjikan lebih dari €21 miliar ($24 miliar) dalam bantuan militer ke Ukraina selama pertemuan pendukung Barat di Brussels, menggarisbawahi upaya berkelanjutan untuk membantu negara itu melawan invasi Rusia yang sedang berlangsung.

    Pangkas artileri Rusia

    Penggunaan drone jarak jauh Ukraina juga telah berhasil menghantam banyak posisi pasukan artileri Rusia, termasuk pangkalan udaranya.

    Menurut Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Ukraina, Oleksandr Syrskyi, operasi pesawat tak berawak jarak jauh Ukraina telah menghasilkan hasil strategis.

    Salah satu hasil yang paling menonjol terjadi setelah pesawat nirawak Ukraina, menyerang beberapa kompleks GRAU Rusia depot amunisi pada bulan September 2024.

    Sebelum serangan drone ini, Rusia dilaporkan menggunakan sekitar 40.000 artileri setiap hari, termasuk untuk artileri tabung, sistem roket, dan mortir. Setelah adanya serangan, jumlahnya turun menjadi sekitar 23.000.

    Meskipun mendapat pasokan eksternal dari Korea Utara dan Iran,  militer Rusia tidak secara signifikan mampu meningkatkan kembali penggunaan artilerinya.

    Pangkalan udara

    Antara April dan Oktober 2024, pesawat nirawak Ukraina juga menargetkan lapangan udara yang digunakan oleh pesawat taktis Rusia, seperti pesawat pengebom Su-34, pesawat serang Su-25, serta pesawat tempur Su-30 dan Su-35.

    Serangan yang diketahui publik termasuk serangan di Millerovo, Morozovsk, dan pangkalan udara Khanskaya. Akibatnya, Rusia ketakutan dan terpaksa merelokasi pesawatnya lebih jauh ke pedalaman.

    Menurut Syrskyi, pesawat yang sebelumnya beroperasi 100–150 kilometer dari garis depan, dipindahkan ke jarak 200–300 kilometer. Peningkatan jarak ini telah mengurangi efisiensi operasional karena waktu penerbangan yang lebih lama dan keausan yang lebih besar pada mesin pesawat.

    Serangan pesawat nirawak Ukraina juga telah meluas ke pangkalan udara yang digunakan oleh pesawat pengebom strategis jarak jauh Rusia.

    Syrskyi juga mengonfirmasi serangan baru-baru ini terhadap pangkalan udara Rusia di Shaikovka di wilayah Kaluga. Operasi tersebut mengakibatkan hancurnya sebuah pesawat pengebom Tu-22M3, sebuah pesawat yang mampu membawa rudal Kh-22 dan Kh-32.

    Menurut Syrskyi, serangan pesawat nirawak itu terjadi segera setelah pesawat itu mendarat, yang menunjukkan adanya intelijen yang akurat atau operasi yang sangat diperhitungkan, mengingat pesawat nirawak itu membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk mencapai lokasi dari perbatasan Ukraina.(P-Jeffry W)

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini