27.3 C
Jakarta
Thursday, April 17, 2025
spot_img

    Tupperware riwayatmu kini: Bangkrut setelah 78 tahun produksi kotak makanan

    Terkait

    PRIORITAS, 19/9/24 (Jakarta): Ada khabar mengejutkan dari Tupperware Brands Corp. Perusahaan kotak makanan warna-warni tersebut mengajukan bangkrut, setelah mangalami penurunan penjualan.

    Dilaporkan, brand asal Amerika Serikat (AS) itu mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada Selasa (17/9/24) waktu setempat. Tak hanya itu, beberapa anak perusahaan yang masuk dalam Tupperware Brands Corp juga ikut dalam perlindungan kebangkrutan tersebut.

    Disebutkan, perjalanan bisnis Tupperware terseok-seok dalam beberapa tahun terakhir sebelum pandemi. Namun, perusahaan sempat bangkit karena pandemi Covid-19, ketika sebagian orang memutuskan untuk tinggal di rumah dan mendorong akan permintaan wadah plastik kedap udara.

    Dikutip Beritasatu.com dan CNBCIndonesia.com, pihak perusahaan mengungkapkan, salah satu penyebab Tupperware bangkrut, yakni lonjakan biaya bahan baku, seperti resi plastik, biaya tenaga kerja, pengiriman produk. Hal itu menekan margin keuntungan produsen kotak makanan tersebut.

    Mengajukan perlindungan kebangkrutan

    Sementara itu, CEO Tupperware Brands Corp, Laurie Ann Goldman mengatakan, Tupperware berencana untuk mengajukan perlindungan kebangkrutan setelah melanggar ketentuan utang dan meminta bantuan penasihat hukum dan keuangan.

    “Selama beberapa tahun terakhir, posisi keuangan perusahaan telah sangat terpengaruh oleh lingkungan ekonomi makro yang menantang,” ucapnya dikutip dari keterangan resmi, Rabu (18/9/24) waktu setempat.

    Dari data berdasarkan pengajuan kebangkrutan di Pengadilan Kepailitan AS untuk Distrik Delaware, Tupparware mencatatkan aset senilai US$500 juta hingga US$1 miliar dan liabilitas senilai US$1 miliar hingga US$10 miliar.

    Sebenarnya, Tupperware terus berupaya membalikkan keadaan bisnis selama sekitar empat tahun terakhir, setelah melaporkan penurunan penjualan selama enam kuartal berturut-turut, sejak kuartal III 2021. Penurunan itu terjadi karena inflasi yang tinggi, sehingga terus melemahkan konsumen yang berpenghasilan rendah dan kelas menengah.

    Di tahun 2023, Tupperware menyelesaikan perjanjian dengan pemberi pinjaman untuk restrukturisasi kewajiban utang dan menandatangani bank investasi Moelis & Co untuk membantu eksplorasi alternatif strategis.

    Selanjutnya, Tupperware juga menutup satu-satunya pabrik di AS pada 2024, yang berlokasi Carolina Selatan. Penutupan ini mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 148 orang.

    Diketahui, merek Tupparware yang berdiri sejak 1946 atau telah berusia 78 tahun ini telah menjadi brand di rumah tangga dunia. Namun, brand tersebut kini kurang populer di kalangan konsumen muda. Hal itu menjadi salah satu yang menyebabkan penurunan permintaan akan kotak makanan legendaris tersebut. (P-jr) — foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    - Advertisement -spot_img

    Terkini