28.9 C
Jakarta
Friday, July 11, 2025

    Trump pertimbangkan membom Iran lagi jika masih berusaha bangun situs nuklir dan ampuni Khamenei

    Terkait

    PRIORITAS,30/6/25 (Washington): Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mempertimbangkan untuk kembali membom Iran, jika Teheran masih berusaha bangun situs nuklir dan memperkaya uranium ke tingkat bom nuklir yang mengkhawatirkan.

    AS telah bergabung dalam konflik di pihak Israel dengan melancarkan serangan bom terhadap tiga situs nuklir utama Iran minggu lalu.

    Presiden AS bereaksi keras terhadap pernyataan pertama pemimpin Iran, Ali Khamenei, sejak konflik militer Iran selama 12 hari dengan Israel berakhir.

    Khamenei mengatakan Iran telah ā€˜menampar muka Amerika’ dengan menyerang pangkalan militer AS di Qatar.

    Ia juga mengatakan Iran tidak akan pernah menyerah.

    Menanggapi pernyataan sesumbar pemimpin Iran itu, Presiden Trump mengatakan dia ‘pastinya’ akan mempertimbangkan untuk membom Iran lagi.

    “Negaranya telah hancur lebur, tiga situs nuklirnya yang jahat telah dihancurkan dan saya tahu persis di mana dia berlindungā€, papar Trump, seperti dikutip Beritaprioritas
    Ā dari The Independent, hari Senin (30/6/25).

    Pada konferensi pers Gedung Putih, Trump berulangkali menegaskan tidak menutup kemungkinan militer AS menyerang kembali Iran.

    “Tentu saja, tanpa pertanyaan, tentu saja,” tekannya.

    Mengampuni Khamenei

    Menurut Presiden Donald trump, dia tidak akan membiarkan Israel, atau Angkatan Bersenjata AS, yang sejauh ini merupakan yang terhebat dan terkuat di dunia, mengakhiri hidup pemimpin Iran itu.

    Trump mengklaim ia mengampuni dan menyelamatkan pemimpin tertinggi Iran dari ‘kematian yang buruk dan memalukan’.

    “Saya menyelamatkan dia dari kematian yang sangat buruk dan maluā€, kata Trump.

    Para pejabat Amerika mengatakan kepada Reuters pada tanggal 15 Juni 2025 lalu, Trump telah memveto rencana Israel untuk membunuh Khamenei.

    Presiden Trump juga mengatakan dalam beberapa hari terakhir ia telah berupaya mencabut sanksi terhadap Iran, guna memberi negara itu kesempatan untuk pemulihan yang cepat.

    Tetapi sekarang Trump telah menghentikan upaya tersebut.

    “Saya mendapat pernyataan kemarahan, kebencian, dan rasa jijik, dan langsung menghentikan semua pekerjaan terkait keringanan sanksi, dan lain-lain,” katanya.

    Nada tidak hormat

    Pejabat Iran mengatakan setiap kesepakatan nuklir potensial bergantung pada AS yang mengakhiri nada tidak hormat terhadap pemimpin tertingginya.

    “Jika Presiden Trump benar-benar menginginkan kesepakatan, ia harus mengesampingkan nada tidak hormat dan tidak dapat diterima terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Khamenei, dan berhenti menyakiti jutaan pengikutnya yang tulus,” kata menteri luar negeri Iran, Abbas Araqchi, dalam sebuah posting X dini hari Sabtu.

    Presiden Trump menginginkan inspektur dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), pengawas nuklir PBB , atau sumber terhormat lainnya, untuk dapat memeriksa situs nuklir Iran setelah dibom AS akhir pekan lalu.

    Kepala IAEA, Rafael Grossi, memastikan dimulainya kembali inspeksi IAEA adalah prioritas utamanya, karena tidak ada satu pun yang dilakukan sejak Israel mulai membom situs nuklir Iran 13 Juni 2025 lalu.

    Namun, Iran telah mengambil langkah untuk menangguhkan inspeksi tersebut.

    Pada hari Jumat, Araqchi mengindikasikan Teheran kemungkinan akan menolak permintaan Grossi untuk mengunjungi lokasi nuklir Iran. (P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini