32.2 C
Jakarta
Monday, June 23, 2025

    Trump hentikan serangan Iran, geser ke jalur diplomasi

    Terkait

    PRIORITAS, 23/6/25 (Washington): Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghentikan operasi militer tambahan terhadap Iran. Keputusan ini diambil setelah serangan udara besar AS menghancurkan beberapa fasilitas nuklir penting milik Iran.

    Langkah Trump menandai perubahan strategi mendadak dari pendekatan militer ke jalur negosiasi. Padahal, serangan sebelumnya berlangsung terkoordinasi dan berskala besar.

    Meskipun AS mengklaim telah melumpuhkan target utama, Trump memilih menahan diri. Ia menekankan, serangan tersebut merupakan pesan peringatan, bukan awal dari konflik berkepanjangan.

    “Presiden tidak ingin melanjutkan serangan. Ia siap jika Iran melakukan serangan balasan, tetapi ia sudah menyampaikan kepada Netanyahu bahwa ia menginginkan perdamaian,” ujar pejabat senior AS, dikutip Senin (23/6/25).

    Setelah serangan selesai, Trump langsung menghubungi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Ia menyatakan bahwa Amerika tidak berencana memperluas eskalasi selama Iran tidak membalas.

    Sementara itu, seperti diwartakan Antara dari Anadolu, koordinasi antara AS dan Israel berlangsung intensif sebelum operasi. Israel bergerak lebih dulu dengan menghancurkan sistem pertahanan udara Iran.

    “Amerika sudah menyampaikan dengan jelas bahwa mereka ingin mengakhiri putaran ini. Mereka tidak keberatan jika kami melanjutkan serangan, tapi untuk mereka, sudah cukup,” kata seorang pejabat Israel.

    Trump sebut serangan sukses

    AS menggunakan pesawat siluman B-2 untuk menjatuhkan bom penembus bunker ke Fordow. Selain itu, rudal jelajah diluncurkan dari kapal selam ke fasilitas di Natanz dan Isfahan.

    Jenderal Dan Caine menyebut 125 pesawat terlibat dalam operasi tersebut. Armada udara itu terdiri dari jet tempur, pesawat tanker, kapal selam peluncur rudal, dan pesawat pengintai.

    Presiden Trump menilai serangan ini sangat berhasil. Namun, ia menegaskan bahwa Washington tidak akan melanjutkan aksi militer, kecuali Iran memicu konflik lebih lanjut.

    Ketegangan antara kedua negara memuncak sejak 13 Juni 2025. Saat itu, Israel meluncurkan serangan ke fasilitas militer Iran yang dicurigai menyimpan senjata strategis.

    Sebagai balasan, Iran menembakkan rudal ke sejumlah kota besar di Israel. Akibatnya, konflik segera menyebar ke wilayah sipil dan memicu respons global.

    Kementerian Kesehatan Iran mencatat 430 korban jiwa dan lebih dari 3.500 luka-luka akibat serangan Israel. Sebaliknya, otoritas Israel melaporkan 25 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat balasan Iran. (P-Khalied Malvino)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini