PRIORITAS, 20/5/24 (Jakarta) : Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI menegaskan komitmen negara dalam memberdayakan perempuan dan anak perempuan di bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika).
Kementerian PPPA menyampaikan hali ini dalam pertemuan High-Level Policy Dialogue on Women and The Economy (HLPDWE) APEC 2024 yang diadakan di Arequipa, Peru. Tema yang diangkat pada dialog kebijakan tahun ini adalah “Attracting women and girls to STEM: Empowering them with the technology and skills necessary for a better future”, dinilai sangat relevan dengan tantangan dan peluang yang dihadapi Indonesia saat ini.
Plt. Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA, Indra Gunawan, menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Pemerintah Peru atas penyelenggaraan forum antar anggota ekonomi Asia-Pasifik yang mengangkat isu yang sangat strategis dan aktual.
“Kita telah menyaksikan bersama, begitu pesatnya perubahan teknologi dan inovasi selama pre-post Pandemi COVID-19, dan bagaimana hal itu sangat bermanfaat bagi kemanusiaan, tak terkecuali perempuan dan anak,” tegas Indra.
Namun faktanya, tambahnya, perempuan masih menjadi kelompok yang tertinggal dalam akses, kontrol, dan manfaat terhadapat teknologi dan inovasi.
Dalam forum yang dihadiri oleh para pejabat tinggi ekonomi APEC, Indonesia menyoroti tiga fokus utama dalam meningkatkan peran perempuan dan anak Perempuan di bidang STEM.
Pertama, pendidikan dan literasi digital memastikan masa depan yang lebih baik bagi Perempuan. Pada Presidensi G20 tahun 2022, Indonesia berhasil mengangkat isu ketimpangan gender dalam sektor digital. Hal ini merupakan salah satu kontribusi nyata Indonesia untuk menyusun inisiasi dan standar pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender dalam era digital.
“Memastikan perempuan mendapatkan akses yang setara dalam teknologi, finansial, dan kesempatan kerja dalam STEM adalah krusial. Untuk itu, ketersediaan data terpilah menurut jenis kelamin di bidang STEM menjadi syarat dasar untuk dapat menciptakan kebijakan yang efektif, termasuk dalam menyusun strategi untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan,” ujar Indra.
Saat ini Pemerintah Indonesia telah memiliki berbagai program/kegiatan untuk mempromosikan literasi digital dan kepemimpinan perempuan, seperti program trasnformasi digital perempuan, beasiswa digital talent, dan program pengembangan Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak.
Fokus kedua adalah menciptakan dunia digital yang aman bagi perempuan dan anak. Dalam hal ini, Indonesia telah mengesahkan UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (UU TPKS) pada tahun 2022, yang merupakan terobosan bagi Indonesia yang dapat memperkuat pelindungan bagi perempuan dan anak dari tindak pidana kekerasan seksual, termasuk dalam dunia digital.
Sedang fokus ketiga adalah pengembangan kebijakan yang inklusif untuk mendorong partisipasi perempuan dalam kemajuan teknologi. “Perempuan harus menjadi garda terdepan dalam perkembangan teknologi. Kebijakan yang responsif gender dapat mengatasi tantangan perempuan dalam sektor STEM dan mampu meningkatkan akses perempuan terhadap keterampilan, kepemimpinan, dan sumber daya teknologi digital,” tegas Indra.
Melalui siaran pers yang diterima redaksi, disebutkan pertemuan hari ini menandai komitmen global untuk menciptakan dunia yang setara dan adil bagi Perempuan. Seluruh anggota ekonomi APEC telah bersama-sama menyepakati pentingnya reformasi struktural pada sistem pendidikan yang dapat mendorong keterlibatan lebih banyak perempuan serta meningkatkan minat dan bakat anak perempuan dalam pendidikan dan karir STEM.
Revitalisasi sistem dan infrastruktur pendidikan dan pelatihan kejuruan di bidang STEM yang mampu menjawab kebutuhan tenaga kerja ahli di industri STEM, merupakan salah satu peluang yang dapat diambil oleh Indonesia untuk memperkuat perekonomian nasional maupun di Kawasan. (P/wl)