PRIORITAS, 27/10/24 (London): Iran sebelumnya berusaha menutupi berbagai kerusakan fasilitas perangnya, setelah serangan Israel, Sabtu (26/10/24) dinihari kemarin waktu setempat. Terungkap lewat satelit, sejumlah pabrik Rudal Balistik dan bahan bakar Rudal hancur berantakan.
Tetapi ternyata, gambar dari satelit menunjukkan pabrik Rudal Balistik Iran di pangkalan Parchin rusak setelah serangan Israel.
Diketahui, pada Sabtu (26/10/24), staf umum tentara Iran mengatakan, jet tempur Israel meluncurkan Rudal dari wilayah udara Irak, sekitar 112 km dari daerah perbatasan. Rudal tersebut menargetkan lokasi militer di negara ini.
Akhirnya, pihak Iran mengakui beberapa fasilitas militernya terkena serangan, tetapi mereka berkilah, hanya mengalami kerusakan ringan dan segera diperbaiki.
Sementara media Amerika dan Israel mengutip sumber anonim yang mengatakan, tiga serangan udara Israel selama operation repentance day menembakkan rudal dan drone (UAV) dimana menargetkan sekitar 20 sasaran di wilayah Iran.
Dilaporkan, gelombang pertama menyerang sistem pertahanan udara Iran, termasuk sistem S-300 yang melindungi Bandara Internasional Imam Khomeinei di Teheran. Kemudian gelombang kedua dan ketiga berfokus pada pangkalan Rudal, UAV, dan fasilitas produksi senjadi.
Dua area pabrik rusak
Dari foto satelit yang diambil oleh Planet Labs yang menunjukkan setidaknya dua area pabrik Rudal Balistik Iran rusak dalam serangan itu, tampaknya akibat Rudal atau UAV. Saat ini tidak jelas jenis rudal atau UAV apa yang digunakan IDF dalam serangan tersebut.
Dilaporkan, Pangkalan Parchin ialah lokasi bagi pabrik yang memproduksi bahan bakar padat untuk mesin Rudal Balistik Iran. Fasilitas yang beroperasi pada tahun 2021, terletak sekitar 1.500 km sebelah timur ibu kota Teheran. Pabrik tersebut dapat memproduksi bahan bakar untuk Rudal Balistik Scud, Fateh 110, dan Zelzal.
Diketahui, Pangkalan Parchin mengalami ledakan pada bulan Oktober 2014. Saat itu para pejabat Iran menuduh intelijen Israel atau Amerika melakukan sabotase.
Tiga gedung pabrik hancur
Berdasarkan analisis Decker Eveleth, anggota Center for Naval Analyses (CNA) di Washington, setidaknya tiga gedung pabrik bahan bakar dan sebuah gudang di Parchin hancur, termasuk fasilitas pencampuran bahan bakar.
“Pencampur bahan bakar tingkat industri sangat sulit untuk dibeli peralatannya, dan dikontrol secara ketat untuk impor dan ekspor. Iran telah menghabiskan banyak uang dalam beberapa tahun terakhir untuk mengimpor peralatan ini ke negaranya. Mereka akan kehilangan lebih banyak waktu untuk menggantinya,” komentar Eveleth.
Di bagian lain, David Albright pakar mantan inspektur senjata PBB dan pendiri Institut Sains dan Keamanan Internasional (ISIS) di Washington, mengatakan, Israel menghancurkan dua bangunan pabrik bahan bakar dan satu bangunan lagi di Parchin.
Disebutkan, bangunan-bangunan ini terletak di dekat fasilitas yang pernah dicurigai oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA) sebagai program senjata nuklir Iran, dan sudah ditutup pada tahun 2003.
Pengakuan Iran
Sementara itu, para pejabat Iran mengatakan, setidaknya tiga pangkalan Rudal milik Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) diserang. Mereka membenarkan, pertahanan udara Iran menembak jatuh sejumlah UAV yang digunakan Israel untuk menyerang pangkalan Parchin, tetapi tidak mengungkapkan informasi lebih lanjut.
Dilaporkan pula, jejaring sosial juga menyebarkan video menunjukkan Israel telah menyerbu sebuah kawasan industri Obretix, yang membuat bagian UAV Iran.
Selanjutnya Eveleth mengatakan, dia memiliki akses ke beberapa gambar satelit yang menunjukkan, Israel juga menyerang dua bangunan produksi bahan bakar roket di wilayah Khojir, yang terletak dekat ibu kota Teheran.
“Israel mungkin telah secara serius mengurangi kapasitas produksi Rudal skala besar Iran,” kata Eveleth.
Sementara itu, warga Provinsi Salah Alden di Irak utara juga mengunggah sejumlah gambar yang menunjukkan bagian-bagian roket jatuh di wilayah tersebut. Tampaknya ini merupakan serangan Rudal Israel yang diluncurkan di wilayah udara Irak untuk menyerang sasaran di Iran.
Di lain pihak, Iran menuduh AS terlibat membantu Israel dalam serangan tersebut, karena wilayah udara Irak sepenuhnya dikuasai oleh militer AS. Pejabat Israel, Iran dan Irak belum mengomentari informasi ini.
Tentara Israel (IDF) pada Sabtu (26/10/2024) dini hari mengerahkan 100 pesawat militer, termasuk pesawat tempur siluman F-35I, untuk meluncurkan Rudal ke sasaran militer di Iran.
Lantas, pihak Kementerian Luar Negeri Iran mengutuk serangan udara Israel pada 26 Oktober ini sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan Piagam PBB.
Pihak Teheran menegaskan kembali haknya untuk membela diri terhadap tindakan agresi, tetapi belum mengumumkan tindakan tanggapannya lebih lanjut.
Fokus sasaran militer
Tampaknya, serangan Israel hanya fokus pada sasaran militer di wilayah Iran. Hal menunjukkan Tel Aviv mengikuti seruan AS untuk tidak menargetkan fasilitas bahan bakar dan nuklir Iran.
Diketahui, Presiden AS Joe Biden mengumumkan, dia telah berdiskusi dengan pejabat keamanan nasional mengenai serangkaian perkembangan baru di Timur Tengah. Dia menekankan, militer AS siap melindungi Israel dari pembalasan lebih lanjut dari Iran dan sekutunya.
Tetapi, dilansir Beritasatu.com, ia juga berharap serangan antara Israel dan Iran akan berakhir di sini, karena Israel hanya menyerang sasaran militer. (P-jr) — foto ilustrasi istimewa