PRIORITAS, 22/2/25 (Jalur Gaza): Ini pengakuan dari seorang pejabat Hamas, di mana ia mengatakan kepada AFP pada Jumat (21/2/25) waktu setempat, seperti diterima Beritaprioritas.com, Sabtu (22/2/25) ini, kemungkinan besar jenazah sandera Gaza bernama Shiri Bibas telah salah digabung dengan jenazah lain yang ditemukan di bawah reruntuhan.
“Kemungkinan besar jasad Bibas tidak sengaja tertukar dengan jasad lain yang ditemukan di bawah reruntuhan,” ujar pejabat yang tidak mau disebutkan namanya itu, seraya menambahkan, kelompoknya tengah menyelidiki masalah tersebut.
Munculnya pernyataan ini setelah ada respons dari pihak Israel dimana menyatakan, salah satu jenazah sandera Gaza yang diserahkan Hamas pada Kamis (20/2/25) itu, bukanlah Shiri Bibas.
Banjamin Netanyahu siapkan pembalasan
Nah, terkait kesalahan jenazah ini, PM Israel Benjamin Netanyahu bersumpah Hamas bakal membayar harga penuh atas pelanggaran perjanjian yang kejam dan jahat ini.
Disebutkan, Hamas menyerahkan jenazah yang dikatakannya ialah empat sandera Gaza, termasuk tiga anggota keluarga Bibas yaitu, Shiri Bibas dan kedua putranya masih kecil, serta seorang tawanan lanjut usia.
Dilaporkan, menurut pejabat Israel, identitas anak laki-laki Bibas, Kfir dan Ariel, serta sandera tua Oded Lifshitz telah dikonfirmasi oleh ahli forensik, tetapi mayat keempat bukanlah Shiri Bibas.
Diketahui, Pejabat Hamas menyatakan, kelompoknya telah memberi tahu para mediator pada November 2023, mereka siap menyerahkan jenazah ketiga anggota keluarga Bibas. “Para mediator diberitahu pada saat itu, dan hal ini juga diumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa keluarga Bibas terbunuh bersama para penculik mereka dalam serangan udara Israel,” ujar pejabat tersebut.
Disebutkan pula, Hamas telah menawarkan untuk menyerahkan jenazah mereka pada November 2023, tetapi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menolak pada saat itu. Terkait hal ini, kerabat keluarga Bibas menyatakan Netanyahu juga bertanggung jawab atas kematian tersebut. Keluarga Bibas mempertanyakan alasan Netanyahu tak mau segera menerima jenazah tiga anggota keluarganya pada November 2023.
Tetapi, Israel dan Netanyahu telah berulang kali membantah klaim Hamas ini. Pada Jumat, Netanyahu menyatakan, tes forensik telah menentukan anak-anak Bibas dibunuh secara brutal saat ditahan oleh Hamas dan bukan akibat serangan udara Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Simbol krisis sandera Gaza
Adapun kedua anak laki-laki Bibas bersama ibu mereka Shiri Bibas telah menjadi simbol krisis sandera Gaza.
Diketahui, selama serangannya terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang Gaza, Hamas merekam dan menyiarkan penculikan keluarga Bibas dari rumah mereka di dekat perbatasan Gaza.
Disebutkan pula, Ariel saat itu berusia empat tahun, sementara Kfir merupakan sandera Gaza termuda, baru berusia sembilan bulan. Ayah mereka, Yarden Bibas, yang juga ditangkap selama serangan itu, dibebaskan awal bulan ini. (P-jr)