Tonton Youtube BP

Tantangan besar membayangi potensi agromaritim Sulteng

Herling Tumbel
31 Oct 2025 12:03
3 minutes reading

PRIORITAS, 31/10/25 (Palu): Pentingnya strategi pembangunan berkelanjutan melalui sektor pangan agromaritim, terbukti benar adanya. Berdasarkan data yang ada, daerah-daerah yang menonjolkan produk unggulannya dalam kerangka One Regency One Product (OROP) akan menemukan keberlanjutan pembangunan, terutama jika fokus pada sektor-sektor primer tersebut.

Guru Besar Ekonomi Bisnis Universitas Tadulako (Untad) Palu Prof Moh.Ahlis Djirimu Ph.D mengapresiasi adanya pernyataan H Muhidin M. Said Anggota Komisi XI Wakil Ketua Banggar DPR-RI mengenai pentingnya strategi pembangunan berkelanjutan dengan potensi keunggulan daerah Kabupaten dan Kota melalui sektor pangan-hortikultura dan agromaritim sehingga dapat mendonkrak pendapatan petani, pengaruhi daya beli masyarakat serta memperbaiki terjadi peningkatan fiskal daerah.

“Menurut saya hal ini terbukti benar adanya. Berdasarkan data yang ada, daerah-daerah yang menonjolkan produk unggulannya dalam kerangka One Regency One Product (OROP) akan menemukan keberlanjutan pembangunan, terutama jika fokus pada sektor-sektor primer tersebut” kata Ahlis Djirimu kepada Beritaprioritas Jumat (31/10/25) lewar pesan WhatsApp.

Dikatakannya, tantangan besar membayangi potensi agromaritim di Sulawesi Tengah. Meskipun memiliki garis pantai yang membentang sepanjang 7.010,60 kilometer  setara gabungan garis pantai Vietnam dan Thailand.

“Membedakan devisa yang diterima Sulteng dari subsektor perikanan dan kelautan masih sangat minim, kurang dari USD2,5 juta. Angka ini sangat kontras dengan Vietnam dan Thailand yang masing-masing meraup USD 5 miliar dari sektor serupa,” ujar Ahlis Djirimu.

Fakta miris lainnya, kata Ahlis Djirimu, subsektor perikanan dan kelautan hanya merepresentasikan 6 persen dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulteng. Hal ini mengindikasikan potensi besar yang belum tergarap secara optimal. Beberapa hambatan utama yang dihadapi meliputi belum optimalnya sistem informasi pemasaran produk.

Termasuk di dalamnya adalah peningkatan suhu rata-rata 1,2 derajat Celsius dalam sepuluh tahun terakhir mengganggu kalender tanam dan jadwal melaut para nelayan. Menjawab tantangan ini, diperlukan strategi tepat dan sinergi antar daerah berbatasan.

“Optimalisasi dapat dilakukan melalui penguatan kelembagaan dengan membentuk Perseroda yang berfungsi sebagai Bulog di tingkat kabupaten/kota. Pemanfaatan lahan tidur dan pembangunan berbasis sungai serta danau harus dioptimalkan. Mengerem laju alih fungsi lahan menjadi langkah krusial untuk menjaga keberlanjutan sektor pangan,” ujar Ahlis Djirimu

Studi kelayakan

Secara terpisah, pengamat pangan pertanian Dr Muhamad Nur Sangaji DEA menyebut keunggulan potensi daerah dengan mengimplementasikan langkah-langkah termasuk yang bisa diharapkan seperti sektor agromaritim.

“Sektor Agromaritim Sulteng dapat bangkit dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan daerah,” ujar Dosen Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Palu kepada Beritaprioritas Jumat (31/10/25) lewat pesan WhatsApp.

Menurut Nur Sangadji, multi purpose itulah maka kajiannya harus sangat komprehensif. Harus diceck apa ada veasibility study  (studi kelayakan, Red.), khususnya terkait  KLHS, AMDAL UKL dan UPL karena itu dokumen paling dasar dari sebuah perencanaan dalam bidang apa pun,” ujar Nur Sangadji.

“Termasuk cross check ke RPJPD dan atau RPJMD apakah tertera? Lihat juga RTRW atau lebih rinci RDTR tentang kesesuaian peruntukan wilayah atau kawasan. Kalau semua ini tidak ada apa yang akan dicapai,” ucapya.

Ia menyoroti terkait agromaritim. “Saya dan tim telah mengusulkan untuk kajian yang lebih komprehensif mulai dari veasibility study hingga Kajian Lingkungan Hidup Strategi (KLHS). (P-Elkana Lengkong)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x