Pasukan misi kemanusiaan Indonesia siap dilepas Presiden Prabowo ke Myanmar. (Ilustrasi Ist)
PRIORITAS, 1/4/25 (Jakarta): Informasi yang masuk ke Beritapripritas.com, Selasa (1/4/25), mengungkapkan, Presiden Prabowo Subianto akan melepas keberangkatan pasukan misi kemanusiaan Indonesia untuk gempa Myanmar dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur pada Kamis (3/4/25) mendatang.
“Nanti akan berangkat sama-sama pada tanggal 3 April 2025, mudah-mudahan bisa dilepas oleh Bapak Presiden Prabowo Subianto,” ujar Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto, saat jumpa pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Selasa (1/4/25).
Dikatakan, misi tersebut merupakan bagian dari rangkaian pengiriman bantuan yang telah dilakukan sebelumnya yakni 12 ton logistik dan personel TNI pada Senin (31/3/25) dan personel BNPB pada hari ini.
Bantuan dalam jumlah besar
Selanjutnya disebutkan, pemerintah akan mengirimkan bantuan dalam jumlah besar pada 3 April mendatang.
DIjelaskan, pemerintah akan mengirim dua pesawat dimana pesawat pertama berisi delegasi pemerintah, personel TNI dan petugas dari Kementerian Kesehatan. Sedangkan pesawat satunya berisi bantun berupa logistik yang berasal dari pemerintah dan swasta.
“Satu pesawat kargo dengan isinya adalah barang-barang yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat terdampak bencana. Itu dengan tonase sekitar 80 ton,” kata Suharyanto.
BNPB terjunkan 53 personel
BNPB sendiri, menurutnya, telah menerjunkan 53 personel ditambah petugas dari TNI guna membantu proses evakuasi korban gempa di Myanmar, hari ini.
Dikatakan, personel yang dikirimkan BNPB terdiri dari Basarnas dan Baznas. “Basarnas tugasnya adalah mencari korban, pencarian pertolongan. Syukur-syukur masih ketemu yang hidup. Tapi kalau pun tidak hidup, ya nggak apa-apa, mungkin jenazah,” katanya.
Sementara itu, Baznas, lanjutnya, bertugas untuk mendukung kerja Basarnas dalam proses evakuasi korban.
Para personelnya akan bertugas selama satu minggu ke depan. Namun demikian, Suharyanto memperkirakan misi kemanusiaan itu akan berjalan selama satu bulan.
“Saya kemarin menyarankan kepada pemerintah sebulan. Kenapa sebulan? Ini pengalaman berdasarkan di tempat-tempat lain,” kata Suharyanto.
Kendati begitu, Suharyanto mengaku personelnya akan selalu siap jika harus bertugas dalam jangka waktu lebih lama lagi. Suharyanto memastikan, tugas tersebut akan terus dilakukan hingga pemerintah setempat mengumumkan pemberhentian pencarian korban. (P-Selvijn R)