28.3 C
Jakarta
Saturday, August 2, 2025

    Tandingi versi Kemenbud, PDIP juga akan tulis ulang sejarah

    Terkait

    PRIORITAS, 17/6/25 (Jakarta): Ini bakal semakin ramai. Sebab, berdasarkan informasi yang diterima Beritaprioritas, Selasa (17/6/25), Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul mengatakan, PDIP juga akan menulis ulang sejarah guna menandingi versi penulisan sejarah yang kini sedang disusun oleh Kementerian Kebudayaan (Kemenbud).

    Bambang Pacul mengatakan itu guna merespons kontroversi pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon soal pemerkosaan saat kerusuhan Mei 1998. Disebutnya, penulisan ulang sejarah bakal selalu dicampuri dengan subjektivitas.

    “Yang diinisiasi oleh Pak Menteri Kebudayaan Fadli Zon, ini gimana sikap PDI Perjuangan? PDI perjuangan juga akan menulis sejarah,” ujar Bambang di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (16/6/25) kemarin.

    Baca pernyataan Presiden Habibie

    Selanjutnya, Bambang Pacul pun meminta agar pemerintah saat ini, kembali membaca pernyataan Presiden BJ Habibie terkait kasus pemerkosaan saat kerusuhan Mei 1998. Dikatakannya, Habibie merupakan Presiden de jure yang ada pada saat itu.

    Fadli Zon dinilainya memiliki subjektivitas dan akan mengambil cara yang berbeda dalam mengamati kasus 1998 itu. Bambang pun tidak ingin terkesan ngotot terhadap pernyataan Fadli tersebut, tetapi hal itu akan dibuktikan dengan fakta.

    “Jadi kalau hanya ngotot-ngotot, ya kita bikin sejarah kita sendiri dengan fakta yang kita punya sendiri, kan begitu aja,” kata Wakil Ketua MPR RI tersebut.

    Di bagian lain, dia pun menilai, unsur subjektivitas memang biasa muncul dalam penulisan sejarah sesuai budaya ketimuran. Pasalnya, dia juga menilai, budaya negara-negara timur kerap mengedepankan perasaan.

    “Apakah kalau Pak Pacul yang nulis? Sama saja aku juga punya subjektivitas, gitu loh,” demikian Bambang Pacul. (P-*r/jr)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    spot_img

    Terkini