26.3 C
Jakarta
Saturday, September 7, 2024

    Sri Mulyani sedih ‘profesi’ ibu rumah tangga sebagai menteri keuangan keluarga tak dihargai

    Terkait

    PRIORITAS, 26/6/24 (Jakarta): Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, memberi perhatian serius kepada ibu rumah tangga sebagai pengelola seluruh urusan di dalam rumah.

    Sebab, ia menangkap adanya persepsi buruk di Indonesia, seolah ibu rumah tangga tak dianggap sebagai profesi yang baik.

    “Karena ini adalah persepsi yang dibuat, norma yang dibuat di dalam kehidupan hingga hari ini. Bahwa kalau perempuan di rumah itu dianggap enggak kerja, padahal itu kerjaan yang paling capek itu di rumah,” tutur Sri Mulyani saat memberikan kata sambutan dalam acara Talkshow “Edukasi Keuangan Bundaku (Ibu, Anak, dan Keluarga Cakap Keuangan)” Otoritas Jasa Keuangan di Gedung Dhanapala, Jakarta, Selasa (25/6/24) kemarin.

    Selanjitnya Sri Mulyani menilai, ibu rumah tangga sebetulnya merupakan sebuah profesi pekerjaan yang sangat menguras pikiran dan tenaga. Bahkan, ia tak segan mengatakan, mengelola rumah tangga ialah bisnis yang paling kompleks di dunia.

    Karena itu, dia menekankan pentingnya perubahan persepsi di tengah masyarakat, agar profesi sebagai Ibu Rumah Tangga atau IRT tak lagi boleh dikesampingkan, apalagi tak dihargai baik secara rupiah maupun perhatian.

    Menteri Keuangan bagi keluarga

    Kemudian, dia juga menekankan, setiap ibu itu sebetulnya juga merupakan menteri keuangan bagi keluarganya, yang memastikan setiap anggota keluarga dapat merasakan manfaat dari perencanaan cermat dan keputusan bijak demi kesejahteraan keluarga.

    “Tapi kini itu tidak dihargai baik secara rupiah maupun secara perhatian. Karena itu dianggap bahwa when you are home, kalau Anda di rumah, Anda kemudian dianggap tidak bekerja. Padahal mengelola rumah itu adalah bisnis yang paling kompleks,” ujar Sri Mulyani.

    Untuk merespons masalah itu, dan mendorong pentingnya penghargaan terhadap kaum perempuan, termasuk ibu-ibu, Sri Mulyani sebetulnya sejak 2010 telah membuat skema anggaran responsif gender atau ARG di kementerian atau lembaga (K/L).

    Secara tren, jumlah rincian tagging ARG K/L porsinya terus meningkat. Misalnya pada 2018 jumlah K/L tagging ARG hanya sebesar 26,43 persen dari total seluruh K/L sejumlah 87, lalu pada 2023 melonjak menjadi 41,46 persen. (P-CNBCi/jr) — foto ilustrasi istimewa

    - Advertisement -spot_img

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    - Advertisement -spot_img

    Terkini