PRIORITAS, 7/10/25 (Jakarta): Amerika Serikat mengalami shutdown pemerintah federal usai kongres gagal menyepakati anggaran baru. Fungsi birokrasi tertentu berhenti sementara, laporan ekonomi tertunda serta aktivitas pelayanan publik terganggu.
Pasar saham AS merespons dengan fluktuasi moderat. S&P 500 justru menguat 0,4 persen mencapai rekor tertinggi di 6.740,28 poin. Nasdaq composite juga melonjak 0,7 persen ke 22.941,67 poin. Sebaliknya Dow Jones menunjukkan tekanan ringan, turun sekitar 0,1 persen ke 46.694,97 poin.
Katalis utama adalah optimisme investor terhadap kemajuan sektor AI, terutama kerjasama AMD dengan OpenAI yang mendorong lonjakan saham semikonduktor. Sektor teknologi menjadi tempat “pelarian” modal untuk menutupi ketidakpastian fiskal.
Menghambat publikasi data ekonoomi
Namun ketidakpastian tetap membayang. Shutdown menghambat publikasi data ekonomi seperti laporan tenaga kerja, sehingga Federal Reserve harus beroperasi dengan keterbatasan data. Risiko muncul jika shutdown berlangsung lama, tekanan terhadap kebijakan moneter bisa meningkat.
Secara historis, pasar AS relatif tangguh menghadapi shutdown. Selama penutupan anggaran 14 hari tahun 2013, S&P 500 naik ~3,17 persen. Bahkan shutdown berkepanjangan kerap diikuti pemulihan lebih kuat.
Namun tidak semua indeks bergerak sama. Indeks Russell 2000 (perusahaan kecil) sempat naik 0,4 persen ke 2.486,35 poin menandakan ekspektasi pelebaran pasar ke saham mid-small cap. Indeks semikonduktor juga mencetak rekor, meskipun sebagian saham seperti Nvidia sedikit melemah, demikian informasi yang diterima dari Reuters.
Prosepek ke depan dan kesimpulan
Prospek ke depan: musim laporan kuartalan akan menjadi ujian utama. Jika pendapatan perusahaan solid, rally dapat berlanjut. Tapi jika data ekonomi terlambat dan penurunan tenaga kerja makin parah, pasar bisa koreksi 10–30 persen dari puncaknya.
Kesimpulannya: shutdown membuat pasar berada di zona waspada — sebagian saham unggul, sebagian tertahan — tergantung seberapa cepat pemerintah kembali aktif serta bagaimana data ekonomi dan hasil korporasi bergerak.
Jika shutdown hanya berlangsung singkat, pasar saham kemungkinan besar akan pulih cepat dan reli berlanjut, terutama di sektor teknologi serta saham besar. Namun jika shutdown berkepanjangan, pengaruh negatif akan makin terasa — data ekonomi penting tertunda, kebijakan Fed terpengaruh, kepercayaan investor bisa goyah, dan indeks seperti S&P 500, Nasdaq, Dow Jones berisiko koreksi moderat. Skenario terbaik: pemulihan didorong oleh laporan pendapatan korporasi kuat serta intervensi moneter yang responsif. Mark Zandi memperingatkan jika shutdown meluas, kebijakan Fed bisa terganggu dan pasar jadi rentan. (P-Zamir)
No Comments