PRIORITAS, 16/5/24 (Roma): Penampilan petenis AS peringkat 15 dunia, Danielle Collins masih hebat. Dia mengalahkan mantan petenis nomor satu Victoria Azarenka 6-4, 6-3 untuk melaju ke semifinal Italian Open menantang Aryna Sabalenka di Roma.
Collins pada Januari mengumumkan, tahun ini akan menjadi musim terakhirnya di WTA Tour sebelum pensiun.
Petenis asli Florida itu kini telah memenangi 19 dari 20 pertandingan terakhirnya, sejak dimulainya Miami Open, di mana ia merebut gelar WTA 1000 pertamanya.
Dia memperpanjang rekor kemenangan beruntun itu melalui perebutan gelar di lapangan tanah liat Charleston Open dan menjalani 15 pertandingan berturut-turut sebelum kalah dari peringkat dua dunia Sabalenka dalam tiga set di babak keempat Madrid Open.
“Saya ingin bermain tenis terbaik saya karena saya tentu saja tidak ingin bermain tenis terburuk saya. Sayangnya, hal itu kadang terjadi. Penting bagi saya untuk merasa mendapatkan semua yang saya bisa dari diri saya sebagai seorang atlet,” kata Collins, seperti disiarkan WTA, Kamis (16/5/24).
Collins belum pernah kehilangan satu set pun di Roma, mencatatkan kemenangan atas Anna Blinkova, Caroline Garcia, Irina-Camelia Begu dan sekarang Azarenka.
“Ini sangat bermanfaat karena Anda melewati periode di mana Anda mungkin mengambil tiga langkah maju dan empat langkah mundur dalam beberapa minggu,” kata Collins.
“Ini seperti pasar saham. Kadang-kadang naik dan turun.”
“Jadi sangat menyenangkan untuk melakukan peregangan ketika saya baru saja mendaki, karena tidak selalu seperti itu. Anda harus benar-benar bahagia untuk diri sendiri pada saat-saat seperti ini karena tidak selalu berjalan seperti itu,” ujar petenis berusia 30 tahun itu.
Collins mencetak 14 winner pada set pertama sambil menahan Azarenka yang hanya mencatatkan tujuh winner.
Azarenka mencetak angka pertama, mematahkan servis Collins untuk memimpin 2-0 pada set pembuka. Namun, ia memainkan permainan servis yang buruk, melakukan tiga kesalahan ganda berturut-turut untuk membantu Collins bangkit dalam pertandingan.
Dari sana, Collins mendominasi permainan. Ia menguasai bagian tengah lapangan dan mengalahkan Azarenka dengan pukulannya yang datar dan agresif untuk mengemas kemenangan.
Sabalenka singkirkan Ostapenko
Sementara itu, Aryna Sabalenka melaju ke semifinal Italian Open, Rabu (15/5/24), setelah dengan nyaman mengalahkan Jelena Ostapenko dengan straight set 6-2, 6-4.
Unggulan kedua Sabalenka membutuhkan waktu satu jam 13 menit untuk mengalahkan Ostapenko dan meningkatkan catatan head to head atas lawannya dari Latvia itu menjadi tiga kemenangan dan tanpa kekalahan.
Dalam empat besar, favorit penonton Sabalenka akan menghadapi pemenang Danielle Collins, pemenang Miami Open tahun ini.
“Dengan atmosfer yang luar biasa ini dan dengan dukungan yang luar biasa ini… itulah mengapa saya sangat termotivasi di sini dan itulah mengapa saya selalu mengatakan bahwa ini adalah turnamen impian untuk saya menangi,” kata Sabalenka, seperti disiarkan AFP, Rabu (15/5/24).
“Saya sangat menikmati bermain di sini jadi saya tidak perlu berpikir untuk fokus… Saya di sini hanya menikmatinya dan melakukan semua yang saya bisa untuk memenangi setiap poin yang saya mainkan, berapa pun skornya. Saya rasa itulah kuncinya.”
Petenis berusia 26 tahun itu bisa saja mengatur pertandingan ulang di final Madrid di mana ia kalah secara dramatis dari peringkat satu dunia Iga Swiatek pada awal bulan ini.
Sabalenka, yang memenangi dua edisi Australian Open terakhir, berada di kelas yang berbeda dengan Ostapenko yang tidak bisa berbuat apa-apa saat menghadapi pukulan keras.
Roma merupakan pertama kalinya sejak French Open 2013 di mana tiga petenis putri teratas mencapai empat besar turnamen WTA level 250 atau lebih tinggi, dengan Swiatek dan peringkat tiga dunia Coco Gauff berhadapan di semifinal.
Gauff kandaskan Zheng
Ya, Coco Gauff mencetak kemenangan atas petenis Top 10 pertamanya musim ini di perempat final Italian Open, Selasa (14/5/24) malam waktu Roma, dengan mengalahkan unggulan No 7 dan finalis Australian Open Zheng Qinwen 7-6(4), 6-1.
Sesudah membutuhkan tiga set untuk memenangi masing-masing dua pertandingan terakhirnya di Roma, berhasil mengamankan set pembuka yang berlangsung selama 71 menit menjadi kunci kemenangan Gauff.
Set kedua jauh lebih mudah bagi unggulan ketiga itu yang sebelumnya memiliki catatan menang kalah 0-2 dalam pertandingan melawan petenis 10 teratas tahun ini.
Baik Gauff maupun Zheng sama-sama mendapatkan hasil terbaik di Italian Open menjelang pertandingan.
Gauff terakhir kali mencapai semifinal di ibu kota Italia itu tiga tahun lalu, sementara Zheng, yang kalah di perempat final dalam debutnya di Roma tahun lalu dari Veronika Kudermetova, ingin membuat terobosan baru baik di turnamen itu sendiri maupun di tingkat WTA 1000.
Pada akhirnya, juara bertahan US Open Gauff yang memastikan tempat di semifinal WTA 1000 keenam dalam kariernya dalam waktu satu jam 49 menit, yang juga merupakan yang kedua musim ini, setelah pertama kali melakukannya di kandang sendiri di Indian Wells pada Maret.
Tunggal putra
Di sektor putra, Alejandro Tabilo, yang kisah dongengnya di sektor putra berlanjut, menang atas petenis non-unggulan asal China Zhang Zhizhen untuk mendapatkan tempat di semifinal.
Tabilo sebelumnya mengalahkan juara Roma enam kali Novak Djokovic pada Minggu (12/5/24), dan sebagai unggulan ke-29 akan difavoritkan untuk menghadapi pertandingan empat besar menghadapi peringkat lima dunia Alexander Zverev atau Taylor Fritz yang akan bertanding di perempat final.
Zverev, yang memenangi gelar Roma pada 2017, merupakan petenis dengan peringkat tertinggi yang tersisa di ajang tersebut setelah tersingkirnya Daniil Medvedev pada Selasa (14/5/24).
Selain tersingkirnya Novak Djokovic, peringkat dua dunia asal Italia Jannik Sinner dan peringkat ketiga Carlos Alcaraz juga absen karena cedera. Jadi praktis tidak ada petenis top 5 di sisa turnamen ATP 1000 ini. (P-ANT/jr) — foto ilustrasi istimewa