Tonton Youtube BP

Seorang bocah nekad terbang ke India bersembunyi di roda pesawat jet

Jeffry Wuisan
23 Sep 2025 20:51
4 minutes reading

PRIORITAS, 23/9/25 (New Delhi): Seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun asal Kunduz Afghanistan, nekad naik pesawat jet Kam Airlines dengan bersembunyi di ruang roda pendarat dalam penerbangan 94 menit ke India.

“Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun menyelinap ke pesawat di bandara Kabul,  untuk melarikan diri dari Afghanistan, namun dipulangkan hanya dua jam setelah ia mendarat di Delhi”, kata otoritas bandara India, seperti dikutip Beritaprioritas.com dari The Independent, hari Selasa (23/9/25).

Media setempat melaporkan bocah laki-laki itu, telah menyelinap ke dalam bandara Kabul pada Minggu pagi dan bersembunyi di ruang roda belakang pesawat KAM Airlines nomor RQ-4401 sebelum keberangkatan.

Ia dilaporkan ingin pergi ke Iran, tetapi bocah itu juga mengatakan penasaran bagaimana bisa terbang dengan pesawat, sehingga  secara tidak sengaja menyelinap ke dalam kompartemen roda pesawat Kam Air yang menuju New Delhi.

Pesawat tersebut mendarat di Bandara Internasional Indira Gandhi (IGI) New Delhi, sekitar pukul 10.20 waktu setempat.

Petugas heran

Petugas bandara sangat terheran-heran  bocah itu bisa selamat dari perjalanan berbahaya selama 94 menit tanpa cedera ke India.

Pihak keamanan bandara menyebutkan, bocah itu ditangkap setelah ia tampak kebingungan di area bandara.

Ia terlihat berkeliaran di area terlarang terminal 3 dengan pakaian lusuh.

Staf maskapai kemudian menangkapnya dan menyerahkan ke Pasukan Keamanan Industri Pusat. Ia kemudian dibawa otoritas imigrasi untuk diinterogasi.

Anak laki-laki itu mengaku telah menyelinap di bandara Kabul, membuntuti penumpang lain yang sah dan entah bagaimana berhasil masuk ke dalam kompartemen roda pendaratan tengah belakang, lapor kantor berita PTI.

Seorang bocah 13 tahun asal Kunduz Afghanistan nekad menyusup di ruang roda pesawat jet jurusan India. Ia ditangkap dan dikembalikan ke Kabul.(ilustrasi@Hphobiwatch)

Setelah insiden tersebut, petugas keamanan KAM Airlines melakukan pemeriksaan mendetail terhadap kompartemen roda pendaratan pesawat.

Sebuah speaker kecil berwarna merah, yang diyakini milik anak laki-laki tersebut, ditemukan.

Pesawat kemudian dievakuasi setelah pemeriksaan anti-sabotase menyeluruh, demikian konfirmasi pihak berwenang.

Setelah tidak ada indikasi sabotase, bocah itu akhirnya langsung dipulangkan ke Kabul dengan pesawat Kam Air yang sama, yang berangkat sekitar pukul 12.30 siang.

Pelanggaran besar

Menurut laporan setempat, pejabat India menganggap kemampuan remaja itu bersembunyi di dalam ruang roda merupakan pelanggaran keamanan besar di bandara.

Bertahan hidup di dalam ruang roda pesawat jet yang terbang tinggi sangat jarang, karena umumnya sebagian besar penumpang gelap meninggal karena hipoksia, hipotermia, atau cedera akibat mekanisme roda pendaratan.

Jika ruang roda pendaratan kurang besar, tubuh penumpang gelap bisa terjepit. Itulah yang menyebabkan banyak yang meninggal.

“Setelah lepas landas, pintu ruang kemudi terbuka, roda ditarik kembali, dan pintu tertutup. Begitupula sebaliknya,” kata pakar penerbangan Mohan Ranganathan kepada New Indian Express.

Dari 128 kasus penumpang gelap yang ditangani Administrasi Penerbangan Federal AS antara tahun 1947 dan 2020, lebih dari 75 persen berakhir dengan kematian karena bahaya ekstrem di ruang roda.

Dugaan selamat

Ada dugaan bocah Afghanistan itu bisa selamat, karena berada di ruang roda pendarat yang bertekanan oksigen.

“Remaja tersebut kemungkinan memasuki ruang tertutup yang mungkin bertekanan, sehingga suhunya serupa dengan suhu kabin penumpang”, jelas Ranganathan.

“Dia bisa saja bergantung pada struktur internalnya untuk bertahan hidup”, ujarnya.

Tanpa kondisi seperti itu, bertahan hidup di ketinggian 30.000 kaki tidak akan mungkin.

Kadar oksigen rendah menyebabkan kehilangan kesadaran dan kematian dengan cepat pada ketinggian di atas 10.000 kaki.

Suhu juga sangat dingin antara -40C dan -60C menyebabkan radang dingin dalam waktu kurang dari satu menit, diikuti hipotermia.

Mary Schiavo, mantan inspektur jenderal departemen transportasi, sebelumnya mengatakan kepada CBS,  penumpang gelap yang selamat dapat menderita kerusakan fisik jangka panjang.

Hal itu disebabkan akibat kebisingan, kekurangan oksigen, dan suhu beku di ruang roda pendarat pesawat.

Pada bulan Januari 2025, dua remaja ditemukan tewas di roda pendaratan pesawat JetBlue jurusan Florida, AS.

Jeik Aniluz Lusi (18 tahun), dan Elvis Borques Castillo (16 tahun), ditemukan saat inspeksi perawatan rutin pasca-penerbangan di Bandara Internasional Fort Lauderdale-Hollywood pada 6 Januari.(P-Jeffry W)

No Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Video Viral

Terdaftar di Dewan Pers

x
x