PRIORITAS, 12/9/24 (Jakarta): Amerika Serikat tidak bisa dan tidak boleh terlibat dalam tragedi yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata ini. Amerika Serikat (AS) harus berhenti mendanai “perang kejam” Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Jalur Gaza.
“Sejarah akan menilai apa yang kita lakukan saat ini. Sejarah akan menilai apakah kita akan menghadapi anak-anak yang kelaparan, apakah kita menjunjung tinggi nilai-nilai Amerika, atau apakah kita memberikan bantuan besar-besaran kepada mesin perang yang beroperasi dengan cara yang sangat biadab,” kata Senator Amerika Serikat (AS) Bernie Sanders, Rabu (11/9/24).
“Amerika Serikat harus menjelaskannya. Tidak ada satu pun nikel yang bisa digunakan untuk mesin perang Netanyahu,” tambah dia.
Sanders mengatakan, Israel harus membuka perbatasan dan mengizinkan PBB mengirimkan pasokan dalam “jumlah yang cukup” ke seluruh wilayah Gaza dan Israel harus menghentikan operasi militernya.
Dunia saat ini sedang menyaksikan “salah satu bencana kemanusiaan terburuk” dalam sejarah modern. “Kita tidak bisa terlibat dalam kehancuran fisik dan emosional seluruh generasi anak-anak Palestina yang cantik,” ungkap Sanders.
Sanders mengulangi desakannya kepada pemerintah Amerika Serikat untuk berhenti mendanai perang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Jalur Gaza.
Sanders telah lama mengkritik pemerintahan Biden karena memberikan dukungan kepada Israel dalam perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dimana lebih dari 41.000 orang tewas sejak 7 Oktober lalu.
“Minggu ini 19 orang tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan di “zona kemanusiaan” di Gaza. Seorang warga Amerika ditembak di kepala di Tepi Barat. Sekarang, satu sekolah kembali di bom, menewaskan 14 orang, termasuk enam petugas bantuan PBB,” ujar Sanders.
“Cukup sudah. Jangan beri lagi uang untuk mesin perang Netanyahu.” tulis Sanders pada X sebagaimana dikutip Antara.
Sebelumnya diberitakan bahwa pasukan Israel menewaskan aktivis Turki-Amerika Aysenur Ezgi Eygi (26) saat sedang mengikuti aksi protes menentang permukiman ilegal di kota Beita dekat Nablus, Tepi Barat, Jumat lalu.
Sementara pembunuhan Eygi memicu reaksi dunia, Presiden AS Joe Biden menyebut penembakan Eygi oleh penembak jitu Israel sebagai “kecelakaan,” seraya menambahkan bahwa peluru itu tampaknya “memantul dari tanah, dan mengenainya.”
Namun kemudian, Biden, yang belum berbicara dengan keluarga Eygi untuk menyampaikan belasungkawa, mengatakan bahwa dia “sangat marah dan sedih” atas pembunuhan tersebut, seraya menambahkan: “Harus ada pertanggungjawaban penuh. Dan Israel harus berbuat lebih banyak untuk memastikan bahwa insiden seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi.” (P-*/wl)