PRIORITAS, 26/1/25 (Jakarta): Padang lamun atau seagrass meadows sebagai ekosistem laut yang sangat penting, namun sering kali kurang mendapat perhatian dalam diskusi mengenai konservasi laut. Padang lamun terdiri dari berbagai spesies tanaman laut yang tumbuh di perairan dangkal, seringkali di sepanjang pesisir, dan memainkan peran krusial dalam keseimbangan ekosistem laut.
Keberadaannya memiliki dua manfaat utama yang sangat signifikan, sebagai penyerap karbon alami dan pendukung keanekaragaman hayati laut. Oleh karena itu, konservasi padang lamun harus menjadi fokus penting dalam upaya menjaga keberlanjutan ekosistem laut.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Konservasi Indonesia (KI) dan International Blue Carbon Institute (IBCI) Singapura bekerja sama dalam melakukan konservasi padang lamun, sebagai penyerap karbon alami dan pendukung keanekaragaman hayati laut.
“Kami harap kerja sama ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menjaga ekosistem padang lamun, yang berperan penting dalam penyerapan karbon dan mendukung keanekaragaman hayati laut,” kata Kepala Pusat Riset (PR) Oseanografi BRIN, Udhi Eko Hernawan melalui keterangan di Jakarta, Minggu (26/1/25).
Ia juga mengatakan pihaknya siap mengerahkan para peneliti di bidangnya untuk mencetak para ahli di bidang ekosistem padang lamun “PR Oseanografi BRIN akan memberikan dukungan berdasarkan pengalaman riset dan produk-produk risetnya tentang padang lamun,” tambahnya.
Sementara, Direktur IBCI sekaligus perwakilan KI, Siti Maryam Yaakub mengungkapkan bahwa pihaknya sedang menginisiasi kegiatan untuk pelatihan pengambilan data. “Dari pelatihan ini, harapannya ada peserta pelatihan yang nantinya akan diminta untuk melakukan pengambilan data padang lamun di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Menurut Siti, data yang diperoleh akan melengkapi dan memperbarui data yang sebelumnya sudah dilakukan. Dengan demikian, dapat diketahui potensi penyerapan karbon oleh padang lamun yang ada di Indonesia.
Ia menyebutkan puncak dari kerja sama ini adalah penyelenggaraan lokakarya terkait padang lamun di Bali yang akan dijadwalkan pada November 2025, di mana kegiatan tersebut akan membahas rencana aksi konkret dalam konservasi lamun di Indonesia.
“Bali menjadi pilihan lokasi strategis dengan kemudahan akses yang dapat dijangkau oleh banyak rute penerbangan, baik domestik maupun internasional,” ucap Siti Maryam Yaakub dilansir Antara. (P-bwl)