PRIORITAS, 1/4/25 (Jakarta): Aktor kawakan Ray Sahetapy dikabarkan meninggal dunia pada Selasa (1/4/25) malam. Kabar duka tersebut diumumkan anak laki-lakinya, Surya Sahetapy, melalui beberapa unggahan di media sosial.
WA Group para jurnalis entertainment juga terpantau ramai memberitakan meninggalnya Ray Sahetapy (68 tahun).
“Selamat jalan, Ayah! @raysahetapy. Kami selalu menyimpan kenangan saat bersamamu,” tulis Surya Sahetapy di akun Instagramnya.
Dihimpun dari berbagai sumber, di Insta Story, Surya mengunggah foto lama ayahnya Ray Sahetapy bersama anak perempuannya, Gisca Puteri Agustina Sahetapy, yang sudah meninggal sejak 2010.
“Inalillahi Wainna Ilahii Rojiuun. Titip salam cinta dan kangen ke Kak Gisca, Dad!,” tulis Surya lagi.
Diketahui, pada 2023 lalu Ray Sahetapy terkena stroke sehingga harus menjalani pengobatan. Ia diberitakan terus berjuang agar pulih dari sakitnya.
Sampai berita ini diturunkan pada Selasa pukul 23.40 WIB, belum ada informasi lebih rinci mengenai kabar duka atau rencana pemakaman Ray Sahetapy.
Aktor bernama lengkap Ferenc Raymon Sahetapy lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, pada 1 Januari 1957. Ia menikah dengan penyanyi Dewi Yull pada 1981 hingga 2004. Setelah berpisah dengan Dewi Yull, Ray menikah dengan Sri Respatini Kusumastuti.
Ray memiliki anak Surya Sahetapy, Gizca Puteri Agustina Sahetapy (almarhumah), Rama Putra, dan Mohammad Raya Sahetapy.
Di kalangan perfilman, alumni Institut Kesenian Jakarta (IKJ) itu merupakan salah satu aktor yang disegani pada generasinya. Ia adalah pemain watak berkarakter kuat. Bukan hanya di film, Ray juga bermain dalam pertunjukan-pertunjukan teater.
Ia sudah bermain dalam lebih dari 100 judul film dan serial televisi. Lewat film Noesa Penida yang tayang pada tahun 1988, Ray dinominasikan sebagai aktor terbaik pada Festival Film Indonesia 1989.
Selain itu, ia juga pernah dinominasikan sebanyak tujuh kali dalam ajang yang sama, yakni melalui film Ponirah Terpidana (Festival Film Indonesia 1984), Secangkir Kopi Pahit (Festival Film Indonesia 1985), Kerikil-Kerikil Tajam (Festival Film Indonesia 1985), Opera Jakarta (Festival Film Indonesia 1986), Tatkala Mimpi Berakhir (Festival Film Indonesia 1988), dan Jangan Bilang Siapa-Siapa (Festival Film Indonesia 1990).
Selama karirnya, Ray Sahetapy pernah menjadi unggulan (nominator) sebagai Pemeran Utama dan Pemeran Pendukung sebanyak 12 kali dalam Festival Film Indonesia (FFI) dan festival lainnya. Dua dia antaranya berbuah kemenangan, yaitu dalam film The Raid sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik sekaligus Pemeran Pendukung Pria Terfavorit pada Indonesian Movie Actors Awards tahun 2013. Satu lagi pada 2015 sebagai Pemeran Pembantu Pria Terpuji Film Bioskop pada Festival Film Bandung lewat film “2014: Siapa di Atas Presiden?”.
Dalam berbagai media sosial Selasa malam ini, terpantau ucapan dukacita untuk keluarga Ray Sahetapy. “Selamat jalan Ray Sahetapy. Aktor berkarakter kuat itu kini telah tiada”. (P-ht)