29.5 C
Jakarta
Wednesday, July 9, 2025

    Sekolah Rakyat: Solusi memutus rantai kemiskinan lewat pendidikan penuh

    Terkait

    PRIORITAS, 9/7/25 (Jakarta): Pemerintah pusat dan daerah serius garap “Sekolah Rakyat” guna memutus rantai kemiskinan lewat akses pendidikan penuh. Konsepnya berasrama, gratis, dan berkualitas bagi anak dari keluarga sangat miskin (desil 1–2 DTSEN).

    Skema ini lebih dari sekadar sekolah; siswa dan guru tinggal bersama di asrama lengkap fasilitas—ruang belajar modern, layanan kesehatan, tempat ibadah, hingga sarana olahraga. Kurikulumnya mencakup akademik, vokasi, kewirausahaan, kepemimpinan dan penguatan karakter gotong royong .

    Program memulai simulasi uji coba pada Rabu (9/7/25), di dua lokasi: Sentra Handayani Jakarta dan STPL Bekasi. Simulasi ini bertujuan menguji kesiapan sebelum siswa masuk asrama pada 14 Juli 2025.

    Siapkan sebanyak 63 titik

    Pemerintah menyiapkan 63 titik rintisan pada pertengahan Juli, dan 37 lokasi lagi akhir Juli, dengan target 100 sekolah operasional awal Agustus 2025.

    Statistik menunjukkan dukungan publik sangat tinggi: survei Litbang Kompas menyebut 94,4 persen masyarakat mendukung penuh, dan 83,9 persen yakin efektivitas program memutus kemiskinan jika dijalankan baik.

    Kepala Staf Presiden Anto Mukti Putranto menyatakan Sekolah Rakyat memberi peluang nyata bagi anak dari keluarga tak mampu untuk mengenyam pendidikan, vokasi, serta melanjutkan ke jenjang berikut atau langsung ke dunia kerja.

    Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menekankan Sekolah Rakyat bagian ikhtiar besar pemutusan kemiskinan; pembiayaan mencakup penuh: biaya sekolah, asrama, dan fasilitas penunjang lainnya.

    Malang hingga Papua Tengah

    Sejumlah daerah, termasuk Malang, Sibolga, Gresik, Papua Tengah, sigap menyiapkan lahan dan tim pendukung pembangunan. Infrastruktur sekolah tinggal disiapkan akhir Juli agar operasional rampung awal Agustus.

    Namun, tantangan serius meliputi ketersediaan guru kompeten dan berdedikasi untuk tinggal penuh waktu di asrama, keberlanjutan anggaran operasional, pengawasan tata kelola, hingga edukasi orang tua agar tidak menarik anak dari sekolah karena kebutuhan ekonomi .

    Infrastruktur wilayah terpencil juga perlu disiapkan: transportasi, listrik, dan internet harus mendukung agar implementasi lancar dan tak terhambat oleh kondisi geografis.

    Contoh konkret datang dari Malang. Laili, calon siswa dari keluarga kurang mampu, akan masuk asrama pada Senin (7/7/25) lalu, mulai pembelajaran Senin (14/7/25) depan, demi cita-citanya menjadi pramugari tanpa beban biaya sekolah.

    Sekolah rakyat bukan kompetisi

    Sekolah Rakyat bukan kompetisi, tetapi pelengkap sistem pendidikan nasional. Jika dikelola konsisten, terbuka evaluasi, didukung semua pemangku kepentingan, program bisa membentuk generasi dari kelompok marjinal yang tangguh, kreatif, dan mandiri.

    Secara strategis, pendekatan ini merefleksikan komitmen negara hadir di tengah rakyat—mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 lewat pembangunan sumber daya manusia yang adil dan merata.—Aulia Rahmat. (P-*r/Zamir Ambia)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini