33.2 C
Jakarta
Saturday, July 12, 2025

    Saklar bahan bakar ternyata ‘terputus’ sehingga pesawat Air India jatuh meledak

    Terkait

    PRIORITAS, 12/7/25 (New Delhi): Investigasi awal menemukan saklar bahan bakar ternyata tiba-tiba ‘terputus’ (cut off), sehingga menyebabkan pesawat Air India kehilangan tenaga dan jatuh meledak, hanya beberapa menit saat lepas landas (take off).

    “Sakelar di kokpit Boeing 787 Dreamliner yang mengendalikan suplai bahan bakar pesawat ‘dipindahkan’  ke posisi CUTOFF tak lama setelah lepas landas”, demikian laporan awal tim Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara India (AAIB), seperti dikutip Beritaprioritas.com dari Sky News, hari Sabtu (12/7/25).

    Pesawat itu jatuh terbakar, menewaskan 241 penumpang dan 19 orang lainnya di darat, sambil membakar semua yang ada di sekitarnya, tak jauh dari bandara Ahmedabad, India.

    Laporan juga menyebutkan kebingungan sempat terjadi di kokpit sesaat sebelum pesawat jatuh.

    Dalam rekaman suara, salah satu pilot terdengar bertanya kepada pilot lainnya mengapa ia “mematikan saklar”. Pilot lainnya menjawab ia tidak melakukannya.

    Tim penyelidik menemukan sakelar pemutus bahan bakar Mesin 1 dan Mesin 2 pesawat dialihkan dari posisi RUN ke posisi CUTOFF satu demi satu dalam selang waktu satu detik.

    “Mesin N1 dan N2 mulai menurun dari nilai lepas landasnya, karena pasokan bahan bakar ke mesin terputus”, bunyi laporan itu.

    Laporan setebal 15 halaman itu tidak mengidentifikasi komentar mana yang dilontarkan kapten pesawat dan mana yang dikatakan kopilot.

    Hanya saja dalam rekaman itu, terdengar salah satu pilot berteriak “mayday, mayday, mayday” tepat sebelum pesawat jatuh.

    Kedua pilot disebutkan berpengalaman dalam menerbangkan pesawat komersil, dengan sekitar 19.000 jam terbang di antara mereka, termasuk lebih dari 9.000 jam di jenis pesawat badan lebar Boeing 787.

    Mematikan mesin seketika

    Mengaktifkan tombol CUTOFF bahan bakar, akan seketika mematikan mesin.

    Tombol ini paling sering digunakan untuk mematikan mesin, setelah pesawat tiba di gerbang bandara di daratan.

    Tombol CUTOFF juga dapat diaktifkan jika dalam situasi darurat tertentu, seperti kebakaran mesin, meskipun kedua tombol tersebut jarang digunakan secara bersamaan.

    Laporan tersebut tidak menunjukkan adanya keadaan darurat yang mengharuskan mesin dimatikan.

    Hasil penyelidikan juga tidak memberikan kesimpulan tentang bagaimana sakelar-sakelar tersebut bisa ‘tiba-tiba aktif’.

    Namun, pakar penerbangan David Learmount mengatakan kepada Sky News “itu terdengar disengaja”.

    Ia juga mencatat ada kasus pilot melakukan tindakan salah (human error), yang sering menjadi penyebab kecelakaan pesawat.

    Learmount mengatakan satu-satunya tindakan yang perlu dilakukan pilot saat itu, adalah menarik kembali roda pesawat, tetapi hal itu tidak dilakukan.

    “Hanya itu? Sakelar-sakelar ini tidak berada di dekat tuas kolong dan tampak sangat berbeda. Sakelar bahan bakar tidak dapat dihidupkan atau dimatikan secara tidak sengaja. Sakelar-sakelar tersebut harus ditarik keluar sebelum memilih posisi naik (run) atau turun (cut off)”, jelasnya.

    Bisa sengaja, bisa tidak

    Senada dengan itu, Tim Atkinson, seorang pilot dan konsultan penerbangan, mengatakan hanya ada sedikit data yang dapat menjelaskan mengapa saklar pemutus bahan bakar bisa ‘tiba-tiba aktif’, saat mesin pesawat dalam posisi run untuk lepas landas.

    “Yang satu merupakan kesalahan manusia yang luar biasa, ‘tindakan yang tidak disengaja’. Dan yang lainnya dengan sangat menyesal saya sampaikan ‘bisa merupakan tindakan yang disengaja’. Dan itu bukan tuduhan, melainkan hanya analisis dari sedikit informasi yang kami miliki saat ini”, paparnya.

    Dalam situasi waktu yang sangat sempit seperti itu, salah satu mesin dapat dihidupkan kembali, namun tidak akan bisa memacu pesawat untuk terbang kembali lebih tinggi.

    AAIB India menyatakan dalam laporannya, pada tahap investigasi ini, belum ada tindakan yang direkomendasikan kepada operator dan produsen mesin Boeing 787-8 dan/atau GE GEnx-1B.

    Tidak ada aktivitas burung yang signifikan yang teramati di sekitar jalur penerbangan pesawat, menurut laporan tersebut.

    Pesawat mulai kehilangan ketinggian sebelum melewati dinding pembatas bandara, dan beberapa saat kemudian jatuh meledak menimbulkan bola api raksasa.

    Dua kotak hitam pesawat, yang menggabungkan perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan, ditemukan beberapa hari setelah kecelakaan.

    Kotak itu menyediakan data penting seperti ketinggian, kecepatan udara, dan percakapan terakhir pilot, yang dapat membantu mempersempit kemungkinan penyebab di balik kecelakaan.

    Laporan AAIB tersebut didasarkan pada temuan awal penyelidikan, yang menandai 30 hari sejak kecelakaan.

    Dikatakan investigasi masih berlanjut. Laporan akhir diperkirakan akan keluar dalam waktu satu tahun. (P-Jeffry W)

    Viral

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here

    Headline News

    Terkini