PRIORITAS, 23/7/25 (Jakarta): Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tercatat mengalami apresiasi pada Rabu (23/7/25), meskipun masih bertengger di kisaran Rp16.300 per dolar AS.
Rupiah menguat sebesar 16 poin atau 0,10 persen menjadi Rp16.303 per dolar AS. Sementara itu, menurut kurs Google, rupiah mencatat penguatan 34 poin atau 0,21 persen ke posisi Rp 16.293 per dolar AS, sebagaimana dikutip dari data Bloomberg Dollar Index.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan, Amerika Serikat berhasil memperoleh investasi besar dari Jepang senilai US$550 miliar ke dalam ekonominya melalui kesepakatan tersebut. Perjanjian ini juga memberikan akses yang lebih luas bagi produk ekspor AS ke pasar Jepang, seperti kendaraan bermotor, komoditas pertanian, dan energi.
Menurut Ibrahim, proses negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan Uni Eropa tampaknya mengalami kebuntuan akibat rencana Gedung Putih yang berpotensi menetapkan tarif sebesar 30 persen terhadap produk-produk asal Eropa. Di sisi lain, Uni Eropa tengah menyiapkan langkah balasan jika kesepakatan tidak tercapai sebelum tenggat waktu 1 Agustus.
The Fed merupakan pilar utama
Selain itu, lanjut dia, kekhawatiran baru tentang independensi The Fed yang menambah keresahan pasar. Independensi The Fed dari pengaruh politik merupakan pilar utama kredibilitas bank sentral.
“Ketika independensi tersebut dipertanyakan, investor khawatir bahwa kebijakan moneter dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor selain pertimbangan yang berbasis data, yang melemahkan kepercayaan terhadap dolar AS,” tutur Ibrahim.
Sedangkan senitmen internal, Ibrahim menyebut, hasil Survei Perbankan Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan penyaluran kredit baru pada kuartal II-2025 lebih lambat secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan kuartal II-2024. Akan tetapi diperkirakan masih akan lebih baik dibandingkan kuartal sebelumnya. (P-Zamir)