PRIORITAS, 30/5/24 (Jakarta): Perekonomian raksasa ekonomi China tetap melaju.
DPbahkan, pihak Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China menjadi limz persen pada 2024. Hal ini didukung dengan data ekonomi yang tampak membaik belakangan ini.
Dengan begitu, IMF merevisi pertumbuhan ekonomi China dan menaikkannya dari 4,6 persen menjadi lima pada 2024 dan 4,5 persen pada 2025. Ini didorong oleh data Produk Domestik Bruto kuartal I yang kuat dan langkah-langkah kebijakan terkini. Inflasi inti diperkirakan akan meningkat, namun tetap rendah karena output masih berada di bawah potensinya.
Kunjungan tim IMF
Sebelumnya, tim IMF yang dipimpin oleh Sonali Jain-Chandra, Kepala Misi untuk China, mengunjungi negeri itu dari tanggal 16 hingga 28 Mei untuk Konsultasi Pasal IV tahun 2024.
Tim tersebut mengadakan diskusi konstruktif dengan pejabat senior pemerintah, Bank Sentral China (PBoC), perwakilan sektor swasta, dan akademisi untuk bertukar pandangan mengenai prospek ekonomi, risiko, kemajuan reformasi, dan tanggapan kebijakan.
Proyeksi baru ini muncul setelah China meningkatkan upayanya untuk menopang pemulihan yang tidak merata di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut, yang mengalami kesulitan dalam menghadapi krisis properti yang berkepanjangan dan dampak buruknya terhadap investor, konsumen, dan dunia usaha.
“Peningkatan yang kami lakukan tahun ini terutama mencerminkan fakta bahwa pertumbuhan PDB kuartal pertama lebih kuat dari perkiraan, dan ada beberapa langkah kebijakan tambahan yang baru-baru ini diumumkan,” kata Deputi Pertama Direktur Pelaksana IMF, Gita Gopinath di Beijing, dikutip dari CNBC International.
Kendati prospek pertumbuhan di 2024 cukup baik, namun pada 2029, IMF memprediksi pertumbuhan di China akan melambat menjadi 3,3 persen karena populasi yang menua dan ekspansi produktivitas yang lebih lambat.
Berikut ini tanda-tanda perbaikan ekonomi China.
1. PDB Tumbuh Lampaui Ekspektasi
Perekonomian China tumbuh sebesar 5,3 persen (year on year/yoy) pada kuartal I-2024, melampaui perkiraan pasar sebesar 5,0 persen dan di atas pertumbuhan sebesar 5,2 persen pada periode sebelumnya.
Ini merupakan peningkatan tahunan paling tajam sejak kuartal kedua tahun 2023, yang disebabkan oleh langkah-langkah dukungan berkelanjutan dari Beijing dan belanja terkait festival Tahun Baru Imlek.
Selama tiga bulan pertama tahun 2024, investasi tetap tumbuh sebesar 4,5 persen, terbesar dalam hampir satu tahun dan di atas konsensus sebesar 4,3 persen. Sementara itu, badan statistik mengatakan perekonomian telah membuat awal yang baik, memberikan landasan yang kuat untuk mencapai target pertumbuhan PDB sekitar lima persen tahun ini.
Namun, data bulan Maret menunjukkan, output industri dan penjualan ritel naik lebih kecil dari perkiraan, menggarisbawahi pelonggaran kebijakan lebih lanjut masih diperlukan bagi perekonomian.
2. PMI Manufaktur Tergolong Ekspansif
PMI Manufaktur China baik berdasarkan National Bureau of Statistics of China (NBS) maupun Caixin, masing-masing berada di atas 50 yang tergolong ekspansif.
PMI Manufaktur China versi NBS menunjukkan ada sedikit penurunan menjadi 50,4 pada April 2024 dari bulan sebelumnya yang berada di level 50,8.
Ini ialah ekspansi aktivitas pabrik selama dua bulan berturut-turut di tengah upaya berkelanjutan dari Beijing untuk memacu peningkatan ekonomi.
Sementara PMI Manufaktur China versi Caixin meningkat menjadi 51,4 pada bulan April 2024 dari 51,1 pada bulan sebelumnya, mengalahkan perkiraan sebesar 51.
Optimisme ini didukung oleh perbaikan kondisi permintaan, dengan peningkatan pesanan baru terbesar dalam satu tahun dan penjualan luar negeri meningkat dengan laju tercepat selama hampir tiga setengah tahun.
Selain itu, aktivitas pembelian meningkat karena produsen meningkatkan kepemilikan bahan mentah dan barang setengah jadi.
3. Inflasi Meningkat
Dikutip dari Reuters, indeks harga konsumen atau IHK terpantau mengalami inflasi dalam tiga bulan beruntun, sementara harga produsen terus mengalami penurunan, menandakan perbaikan dalam permintaan domestik.
Angka-angka yang diawasi dengan ketat ini mengikuti data impor yang lebih baik dari perkiraan pada April, yang menunjukkan serangkaian langkah-langkah dukungan kebijakan selama beberapa bulan terakhir mungkin membantu kepercayaan konsumen.
Tingkat inflasi China naik menjadi 0,3 persen (yoy) pada April 2024, dibandingkan dengan perkiraan pasar dan angka pada Maret sebesar 0,1 persen (yoy).
Ke depan, China diperkirakan akan terus menggunakan alat-alat kebijakan, seperti rasio persyaratan cadangan bank (RRR) dan suku bunga, untuk menopang pertumbuhan.
Dampak ke RI
Membaiknya proyeksi pertumbuhan China diharapkan akan berdampak positif ke Indonesia. China ialah mitra dagang terbesar Indonesia sekaligus salah satu investor asing kakap di Tanah Air.
China juga merupakan motor penggerak ekonomi utama di Asia, sehingga membaiknya ekonomi Tiongkok bisa ikut mendongrak ekonomi Asia, termasuk ASEAN.
Dengan membaiknya ekonomi Tiongkok permintaan barang Indonesia diharapkan juga meningkat sehingga ekspor naik. Catatan Kementerian Perdagangan menunjukkan nilai ekspor migas dan non-migas ke China pada Januari-Maret 2024 mencapai US$13,83 miliar atau jeblok 16,6 persen.
China juga merupakan investor besar di Indonesia, sehingga membaiknya ekonomi mereka bisa meningkatkan aliran modal ke Indonesia.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan investasi China di Indonesia pada kuartal I-2024 mencapai US$1,87 miliar. Jumlah tersebut hanya kalah dari Singapura dan Hong Kong. (P-CNBCi/jr) — foto ilustrasi istimewa