PRIORITAS, 20/6/25 (Surabaya): Ribuan sopir truk yang tergabung dalam Gerakan Sopir Jawa Timur (GSJT) menggelar unjuk rasa besar-besaran di Surabaya, Kamis (19/6). Massa memblokir ruas-ruas utama, termasuk Jalan Ahmad Yani dan kawasan Bundaran Waru, menyebabkan kemacetan parah sejak pagi.
Aksi ini dipicu oleh tuntutan penghentian penindakan truk ODOL (Over Dimension Over Loading) tanpa adanya regulasi tarif angkutan logistik yang jelas. Para sopir membawa spanduk dengan pesan protes seperti “ODOL dipidana, pungli dipelihara” dan “Indonesia pintar buat aturan tanpa solusi.”
Enam tuntutan utama mereka meliputi, penghentian operasi ODOL, penetapan tarif logistik, revisi UU LLAJ No. 22 Tahun 2009, perlindungan hukum untuk sopir, pemberantasan pungli dan premanisme, dan kesetaraan hukum bagi pekerja sektor angkutan.
Aksi dilanjutkan ke Kantor Dishub, Polda Jatim, dan Kantor Gubernur Jawa Timur. Sempat terjadi sweeping terhadap kendaraan logistik di Jalan Pahlawan yang tidak ikut aksi. Massa mengancam bertahan hingga Sabtu bila tuntutan tak dipenuhi.
Ketua GSJT Angga Firdiansyah menilai penindakan ODOL belum layak diterapkan karena belum ada regulasi tarif angkutan yang adil. “ODOL terjadi karena kebutuhan ekonomi. Kami ingin muatan normal, tapi tarif harus wajar,” tegasnya.
Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Iwan Saktiadi menyampaikan permohonan maaf atas gangguan lalu lintas. Aksi berakhir damai Jumat dini hari setelah mediasi dengan kepolisian.(P-Jhon K)
