PRIORITAS, 12/1/25 (Jakarta): Indonesia secara resmi telah bergabung dengan BRICS, sebuuah kelompok ekonomi beberapa negara dari berbagai benua.
Terkait itu, Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID membeberkan sejumlah manfaat pada sektor pertambangan dalam negeri pasca Indonesia masuk dalam organisasi kerjasama ekonomi antarnegara Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan (BRICS) tersebut.
“Jadi kita nggak, kalau menurut saya nggak harus in specific ngomongin dalam konteks organisasi BRICS gitu. Tapi bagaimana kita bisa membina hubungan perdagangan sama China, bagaimana kita bisa membina hubungan perdagangan sama India. Bagaimana kita bisa membuka hubungan perdagangan Brasil,” ujarnya di sela acara “MINDialogue Hilirisasi dan Industrialisasi Strategi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045”, dikutip Jumat (10/1/25) lalu.
Tidak melulu gunakan dolar AS
Selain itu, pihaknya juga terbuka pada jenis transaksi valuta asing lainnya, yang dinilai tidak melulu harus melalui dolar Amerika Serikat (AS). Mengingat, BRICS sendiri memiliki inisiatif untuk menggunakan mata uang yang lebih general bagi negara-negara anggotanya.
“Nah itu mungkin lebih penting, nah memang negara-negara ini membuat satu bentuk transaksinya dengan model valuta asingnya yang lebih tidak harus tergantung sama US$ gitu kan. Nah itu kita sebenarnya, kita terbuka gitu kalau memang harus bisa punya transaksi yang lebih general gitu,” jelasnya.
Kendati begitu, Dilo menekankan, Indonesia tetap terbuka untuk menjalin kerja sama dengan siapapun, bahkan dengan negara lain di luar anggota BRICS. Dia mengharapkan BRICS sendiri tidak membatasi Indonesia untuk bisa melakukan ekspor ke negara manapun.
“Nah kita juga sebenarnya dalam konteks ini orientasi ekspornya kita ke China, orientasi ekspornya ke India itu harus kita jaga gitu. Jadi belum tentu kita harus masuk ke BRICS menurut saya, tapi kita buka hubungan seluas-luasnya sama siapapun gitu. Jangan membatasi gitu,” tegasnya.
Resmi diterima
Dilaporkan sebelumnya, pengumuman diterimanya Indonesia masuk ke dalam BRICS disampaikan oleh pemegang Presidensi BRICS saat ini, yakni Brasil.
Diketahui, BRICS didirikan pada 2009 oleh Brazil, Rusia, India, China, dan South Africa (Afrika Selatan/Afsel). Dengan bergabungnya RI, BRICS memiliki 11 anggota, yakni Iran, Mesir, Ethiopia, Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA). Sementara mitra BRICS saat ini ialah Turki, Aljazair, Belarusia, Kuba, Bolivia, Malaysia, Uzbekistan, Kazakhstan, Thailand, Vietnam, Nigeria dan Uganda. (P-jr)