PRIORITAS, 3/6/25 (Batam): Seratus hari kerja pertama bagi Wali Kota Batam Amsakar Achmad dan Wakil Wali Kota Li Claudia Chandra bukanlah capaian akhir, tetapi fondasi awal dalam menata kota industri ini menuju masa depan yang inklusif dan berdaya saing.
Dalam pertemuan khusus dengan wartawan, Senin (2/6/25) keduanya menegaskan komitmen mereka membangun Batam melalui kerja konkret, bukan retorika.
Salah satu gebrakan utama dalam 100 hari1 pertama adalah pelebaran Jalan Raja Isa dan Jalan Laksamana Bintan—dua ruas vital yang selama ini menjadi titik rawan kemacetan. Dengan anggaran Rp45 miliar, proyek ini bertujuan meningkatkan konektivitas antara kawasan industri dan pemukiman padat.
“Ini bukan semata soal jalan, tapi akses ekonomi rakyat. Kami ingin para pelaku usaha kecil dan pekerja bisa bergerak lebih cepat,” ujar Sekretaris Komisi DPRD Batam dari Fraksi Gerindra, Anwar Anas.
Di sisi sosial, program penyaluran insentif Rp300 ribu kepada 1.245 lansia dari sembilan kecamatan menjadi simbol komitmen terhadap kelompok rentan. Program ini diapresiasi sebagai bukti bahwa pembangunan harus menyentuh hingga lapisan masyarakat paling bawah, termasuk mereka yang berada di pulau-pulau kecil.
Dalam 100 hari ini, Pemko Batam juga aktif membangun komunikasi strategis dengan pemerintah pusat. Menurut Anwar, sinergi ini sangat penting dalam menarik proyek-proyek strategis nasional untuk memperkuat posisi Batam sebagai kawasan ekonomi unggulan.
Di bidang tata kelola pemerintahan, transformasi digital menjadi prioritas. Amsakar dan Li Claudia mendorong pelayanan publik berbasis aplikasi terpadu. Kini, 90 persen layanan publik di Batam telah berbasis digital, mempercepat proses administrasi dan meminimalisir birokrasi berbelit.
“Efisiensi bukan memangkas, tapi menyederhanakan agar rakyat mendapat pelayanan cepat dan tepat,” kata Li Claudia.
Namun refleksi ini juga mengakui bahwa tantangan besar masih menghadang, termasuk banjir di kawasan padat, distribusi air bersih di hinterland, dan persoalan pengelolaan sampah. Pemerintah dituntut menghadirkan solusi jangka panjang dan memastikan kebijakan dijalankan konsisten.
“Seratus hari ini adalah nyala kecil untuk perjalanan panjang. Kami tidak sempurna, tapi kami bergerak,” kata Amsakar. Gaya kepemimpinan yang terbuka dan responsif dinilai publik sebagai angin segar bagi tata kelola kota.
Dengan dukungan dari pemerintah pusat dan semangat kerja kolektif yang terus terjaga, masa depan Batam kini menatap ke depan dengan optimisme yang lebih kuat.
“Visi saja tidak cukup. Amsakar dan Claudia sudah mulai melangkah dengan kerja nyata,” pungkas Anwar. (P-Jeff K)